Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengalah Itu Jauh Lebih Besar Manfaatnya Ketimbang Ngotot tentang Kebenaran

18 November 2022   11:11 Diperbarui: 18 November 2022   11:27 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu sore, saya sedang dalam perjalanan kembali ke komunitas. Saat itu saya baru saja memimpin ibadat pemakaman dari salah seorang umat yang meninggal.

Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba ada sepeda motor yang meluncur dari atas tanjakan ke arah saya. Saat itu saya pun mengendarai sepeda motor. Karena tiba-tiba, saya tidak bisa mengelak dan pada akhirnya kami tabrakan.

Segera saya bangun dan membantu mereka untuk bangkit. Mereka kesulitan untuk bangkit karena terhimpit oleh sepeda motor yang mereka kendarai. Lalu saya coba bantu mereka untuk berdiri dan menegakkan sepeda motor yang mereka kendarai.

Si ibu yang dibonceng segera marah. Beliau seperti mempersalahkan saya yang tidak mau berhenti dan membiarkan mereka lewat terlebih dahulu, padahal saat itu saya berada di posisi yang seharusnya, yaitu di sebelah kiri jalan dan sedang menarik gas untuk bisa menanjak. Dengan posisi ku yang demikian, sesungguhnya merekalah yang menabrak saya. Namun karena sejak awal mereka tidak menginjak rem dari atas, akhirnya tabrakan tidak bisa dihindari. Menurut saya, perempuan yang membawa motor itu gugup dan kesulitan mengendalikan motornya.

Saya melihat kalau mereka sedang kesakitan, sementara saya tidak karena saat tabrakan terjadi, saya berusaha menjaga keseimbangan sekalipun saya jatuh juga. Saya memberi tawaran untuk membawa mereka ke rumah sakit dan segala kerusakan yang terjadi pada sepeda motor mereka akan kupertanggungjawabkan.

Awalnya mereka tidak merespon tawaran saya dan segera menghubungi keluarga mereka. Tidak lama kemudian, dua orang pemuda datang menjumpai kami. Mereka berdua merupakan keluarga dari yang berperkara dengan saya tersebut.

Segara saya memberi penjelasan tentang kronologi kejadian. Namun mereka menolak dan segera bertanya tentang bagaimana pertanggungjawaban saya atas kejadian itu. Lalu saya pun memberitahukan tentang tawaran yang sudah kuberikan.

Awalnya saya kira kedua pemuda itu setuju dan membantu saya membawa kedua perempuan yang tabrakan dengan saya itu ke rumah sakit, tetapi mereka justru meminta agar semuanya dibayarkan dengan uang. Alasan mereka ialah karena pada malam hari bengkel tutup. Oleh karena saya sedang terburu-buru, akhirnya permintaan mereka pun saya setujui. Saya memberi sejumlah uang kepada kedua perempuan itu dan meninggalkan nomor handphone kepada mereka jika seandainya ada persoalan lain yang muncul kemudian.

Sejak awal, saya sudah berempati dengan kedua perempuan yang tabrakan dengan saya tersebut. Mereka terlihat kecapean dan sedang terburu-buru untuk pulang. Saya juga sempatkan untuk bertanya ke mereka apakah remnya tidak berfungsi atau bagaimana, dan mereka mengakui kalau mereka gugup dan tidak ingat untuk menginjak rem.

Yang kusesalkan dari peristiwa itu ialah ketika keluarga mereka datang. Suasana menjadi sangat menegangkan. Untuk menghindari situasi yang tidak enak itu, akhirnya saya pun menuruti semua tuntutan mereka. Bukan karena saya ketakutan atau merasa bersalah. Menurut pengakuan orang-orang yang di sekitar juga kedua perempuan itulah yang bersalah karena tidak hati-hati dalam berkendara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun