Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saat Saya Menolak Undangan Teman-teman untuk Berkumpul Malam Itu

4 Mei 2021   23:36 Diperbarui: 4 Mei 2021   23:41 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Suatu malam, saya mendapat pesan group WhatsApp. Isinya adalah ajakan untuk kumpul bersama di rumah salah seorang teman. Kalau dilihat dari kegiatannya, tidak ada yang menjadi intensi dari pertemuan tersebut selain dari pada kumpul bersama. Saat saya bertanya, "Ada acara apa rupanya?" si admin group menjawab, "Dah lama kita gak ngumpul. Mengapa tidak kita coba malam ini?"

Sesungguhnya ada beberapa dari teman yang awalnya menolak undangan tersebut. Namun karena dibujuk oleh teman-teman yang lain akhirnya mereka pun setuju untuk berkumpul malam itu.

Saya juga turut dalam kelompok yang tidak setuju. Ketika teman-teman yang awalnya tidak setuju akhirnya mengubah keputusannya menjadi setuju, saya tetap bertahan untuk tidak setuju. Alasan saya ialah karena kegiatan yang kami lakukan itu berpeluang besar menciptakan kerumunan.

Kami seluruhnya dalam group tersebut berjumlah 16 orang. Dengan jumlah yang demikian, kerumunan pasti tidak terhindarkan apalagi kami mengadakan pertemuan itu di dalam rumah salah seorang teman yang, seperti kami ketahui bersama, memiliki ruangan yang tidak begitu luas.

Memang sudah lama kami tidak berkumpul bersama. Namun menurut saya pribadi, hal itu tidaklah tepat jika menjadi alasan bagi kami untuk harus berkumpul malam itu karena keadaannya tidak mendukung.

Pandemi covid-19 menjadi alasan utama untuk tidak terburu-buru membuat perkumpulan, sekalipun rasa rindu untuk itu sudah sangat besar.

Akhirnya, karena saya tidak bisa ikut berkumpul bersama dengan mereka, perkumpulan itu pun dibatalkan. Saya senang mendengarnya, bukan karena mereka menerima pendapatku untuk tidak berkumpul, namun karena ternyata kekompakan kami masih teruji kualitasnya. Hanya karena saya sendiri tidak setuju untuk ikut berkumpul, maka perkumpulan itu pun dibatalkan.

Saya minta maaf kepada mereka yang telah menjadi kecewa karena kebatalan itu. Dan sebagai kelompok persahabatan yang telah lama berlangsung, mereka pun bisa memaafkan saya.

Yang paling hebatnya lagi ialah, mereka pun setuju kalau pandemi covid-19 masih perlu diwaspadai selalu. Padahal sebelumnya, mereka berjuang membuat suatu alasan yang menyatakan bahwa pandemi covid-19 tidak sepenuhnya menakutkan. Alasan itu ialah "orang muda pasti kebal covid-19".

Namun pada akhirnya, alasan itu kami bantah bersama. Akhirnya kami pun tidak mau mengambil risiko karena nyatanya Covid-19 masih berbahaya.

Saya memang merasa tidak enak saat harus menolak permintaan teman-teman untuk berkumpul bersama malam itu. Namun karena khawatir dengan bahaya Covid-19 yang jika kami berkumpul akan membuat klaster baru, maka saya pun, tidak hanya menolak untuk ikut, tetapi juga berjuang agar perkumpulan itu dibatalkan. Dan syukur kepada Tuhan karena pertemuan itu pada akhirnya batal.

Untuk diketahui bersama, dilansir dari kompas.com (4 Mei 2021), kasus baru Covid-19 di Indonesia adalah sebanyak 4.369. Dengan penambahan tersebut, maka jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia ialah mencapai 99.087 kasus. Untuk yang sembuh bertambah 5.658 orang sehingga jumlah yang sembuh seluruhnya ialah sebesar 1.541.149 orang. Sementara yang meninggal terjadi penambahan 188 kasus, sehingga jumlah yang meninggal ialah 46.137 orang.

Dari data tersebut, bisa kita lihat bahwa Covid-19 masih menjadi pandemi bagi kita. Oleh karena itu, bersabar dan taat pada protokol kesehatan menjadi sesuatu yang harus dilakukan untuk menekan penyebaran dan terjadinya kasus baru di antara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun