Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jika Tidak Bisa Membuang Sampah pada Tempatnya, Simpanlah Sampah pada Ransel Kita

4 Februari 2021   21:20 Diperbarui: 4 Februari 2021   21:42 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah (pixabay.com) 

Suatu hari, saya sedang mengikuti pertemuan di sebuah aula. Pertemuan itu hanya diikuti oleh sekitar 20 orang karena mengikuti protokol kesehatan yang ditentukan oleh pemerintah setempat.

Dalam pertemuan itu, kami disuguhkan makanan dan minuman ringan. Makanan ringannya dikemas dalam sebuah kotak yang di dalamnya telah diisi minuman. Makanan ringan itu boleh dimakan saat pertemuan berlangsung dengan tetap menjaga diri agar tidak sampai menimbulkan keributan.

Sambil mendengarkan arahan dari pemimpin pertemuan, saya menyantap satu persatu kue yang ada di kotak makanan milik ku. Setelah kuenya habis saya makan, saya memasukkan kotaknya beserta minuman gelasnya ke dalam ranselku. Itu saya lakukan agar tidak menambah sampah yang ada di ruangan itu. Beberapa dari kami, setelah menghabiskan makanan yang ada dalam kotak tersebut, membuang kotaknya begitu saja di bawah kursinya. Saya ragu kalau mereka akan mengingat untuk membuangnya ke tong sampah yang telah disediakan setelah pertemuan.

Namun ada yang menarik yang dari perbuatanku yang memasukkan kotak makanan dan juga gelas bekas minumanku ke dalam tas ku. Seorang ibu yang berada di sampingku menyentuh bahuku dan menunjukkan jari jempol kepadaku.

Lalu saya menanyakan tentang apa maksud dari jari jempol itu. Ibu itu berkata: "Bapak hebat, karena menyimpan kotak makanan itu di dalam ransel, sementara orang-orang yang lainnya membuangnya begitu saja tanpa peduli kalau itu akan membuat ruangan ini menjadi kotor".

Ternyata ibu itu juga melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan. Saya melihat bahwa kotak sisa makanan itu ada di dalam tasnya, bahkan ia juga memasukkan kotak makanan dari orang yang ada di hadapannya karena kotak itu telah bergeser ke bawah kursinya.

Menyadari hal itu saya pun langsung mengarahkan kedua jari jempolku kepada beliau karena telah berbuat sesuatu yang lebih dari apa yang telah saya lakukan.

Setelah pertemuan usai, saya segera bergerak menuju pintu keluar. Di sana telah disediakan kotak sampah dan saya mengeluarkan kotak bekas makanan ku dari dalam ranselku dan membuangnya ke kotak sampah.

Ketika saya melihat ke dalam aula, ibu yang tadi memberikan jempol kepadaku sedang mengumpulkan kotak-kotak bekas makanan yang ada di bawah kursi. Benar dugaan ku kalau orang-orang yang ikut pertemuan itu lupa membuangnya ke kotak sampah. Namun hati ku segera tergerak untuk membantu ibu itu mengumpulkan semua kotak sisa makanan yang ada di bawah kursi.

Akhirnya saya pun masuk kembali ke dalam aula dengan membawa kotak sampah yang ada di pintu keluar tersebut. Kebetulan, kotak sampah itu memiliki roda dan itu memudahkan saya untuk membawanya masuk. Bersama dengan ibu itu saya mengumpulkan dan memasukkan semua sampah yang ada ke dalam kotak sampah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun