Suatu hari, sepulang dari kampus, saya bertemu dengan seseorang di suatu perempatan jalan. Segera saya memberi sapaan sambil melambaikan tangan kepadanya. Saat itu kulakukan, saya bisa memastikan bahwa ekspresi saya ialah tersenyum dan itu menjadi tanda kalau sapaan ku itu tulus sifatnya.Â
Namun apa yang terjadi, dia tidak membalas sapaanku. Memang dia menatap ku, namun ekspresinya biasa saja dan tidak ada tanda-tanda kalau ia membalas sapaan ku.
Lalu saya pun segera berpaling darinya untuk meneruskan perjalananku dan juga agar tidak merasa kikuk karena sapaan ku tidak berbalas. Saat setelah meninggalkannya, saya juga tidak berani menoleh kepadanya, takut kalau itu akan membuatnya tersinggung.
Saya memang tidak mengenal orang yang saya sapa itu. Namun karena saya yakin kalau menyapa itu adalah baik dalam dirinya sendiri, maka saya pun berani menyapanya, terlepas apakah kita mengenalnya atau tidak. Namun ia tidak mau membalasnya.
Sejujurnya, saya merasa malu ketika ia tidak mau membalas sapaanku. Saat itu saya merasa bahwa diriku sedang SKSD atau "sok kenal sok dekat" kepadanya.Â
Tetapi berpegang pada keyakinan bahwa menyapa itu adalah baik dalam dirinya sendiri, maka meskipun sapaanku tak berbalas, saya tetap merasa senang karena telah berani menyapa.
Bukan hendak menghakimi dirinya yang tidak mau membalas sapaanku, namun ketika saya tiba di rumah, saya mencoba merenungkan peristiwa yang baru saja saya alami bersamanya.Â
Dalam hati saya bertanya, apa susahnya membalas sapaan? Apakah karena kita belum saling mengenal sehingga kita tidak boleh saling menyapa? Bagi saya sendiri, kenal atau tidak kenal, kita harus selalu menyapa setiap orang yang kita jumpai, bahkan entah keadaan kita baik atau pun tidak.
Saya kira, membalas sapaan itu tidaklah susah. Bahkan semestinya, kita merasa senang saat ada orang yang menyapa kita. Itu pertanda kalau dia menghargai keberadaan kita.Â
Bahkan, yang lebih berarti lagi, saat ada orang yang menyapa kita, meskipun dia tidak mengenal kita, itu menjadi pertanda kalau kita dipandang sebagai sahabatnya.