Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uang Tidak Selalu Menjadi Tanda Ungkapan Terima Kasih

14 Desember 2020   15:26 Diperbarui: 14 Desember 2020   22:15 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar uang (dok.pri) 

Suatu hari saya meminta bantuan kepada salah seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mengumpulkan beberapa video inspiratif yang akan saya gunakan untuk keperluan retret atau pun rekoleksi. Saat itu saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencarinya karena sedang diburu oleh beberapa tugas lainnya. Saya percaya kalau dia bisa membantu saya karena informasi yang kudapatkan dari teman-temannya, dia suka mengoleksi video-video inspiratif.

Kepadanya saya menjelaskan deskripsi video yang kuinginkan untuk ia temukan. Lalu ia meminta beberapa waktu untuk mencarinya. Dia berjanji untuk memberikannya kepada ku keeskokan harinya. Tidak lupa saya memberikan sebuah flashdisk untuk menyimpan semua video tersebut.

Keesokan harinya, dia datang dengan membawa flashdisk yang telah berisi semua video yang kumaksudkan. Dia meminta saya untuk melihat sejenak semua video yang ada guna memastikan apakah video-video tersebut telah sesuai dengan yang saya inginkan.

Kebetulan saat itu saya sedang bekerja menggunakan laptop dan karena itu kami bisa segera melihat video-video yang telah dikumpulkannya. Alhasil, semua videonya sesuai dengan yang saya maksudkan. Lalu ia pamit.

Sebelum ia pergi, saya mengucapkan terima kasih sambil memberikan kepadanya sedikit uang sebagai ganti paket data yang ia gunakan ketika mengumpulkan video-video yang saya pesankan. Ia menerima rasa terima kasihku namun menolak uangku dengan mengatakan kalau ia ikhlas untuk membantu.

Saat itu sebenarnya saya merasa malu dengan penolakan yang ia lakukan. Padahal saya sangat berharap agar ia mau menerima uang ku tersebut karena kuyakin kalau uang itu bisa ia gunakan untuk membeli keperluan belajarnya. Saya juga tidak bermaksud untuk mengukur jasanya kepadaku lewat uang tersebut. Tujuan saya hanya satu yaitu semoga uang itu berguna untuk keperluannya.

Namun nyatanya dia menolaknya dan saya tidak mungkin memaksanya untuk menerimanya.

Dalam hati saya bertanya: "Mungkinkah ia tidak butuh uang?" Saya yakin ia pasti butuh uang. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak membutuhkan uang. Namun dari peristiwa itu saya mengerti kalau ternyata uang tidak selalu menjadi ungkapan rasa terima kasih atas jasa-jasa yang diberikan orang lain kepada kita. Bahkan boleh jadi, orang itu merasa "terhina" dengan uang yang kita berikan.

Namun untuk peristiwa yang saya alami dengan siswa tersebut, saya berharap agar ia tidak merasa terhina. Semoga ia mengerti kalau saya hanya ingin berterima kasih, bukan hendak membayar jasanya kepadaku.

Keesokan harinya saya bertemu dengan dirinya. Ia sedang asyik mengerjakan tugas dari sekolah. Lalu saya mendatanginya dan memberikan kepadanya makanan ringan sambil berkata: "Untuk menemani kerja mu". Ia menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada ku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun