Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah TOP di Pulau Nias (Bagian 4)

23 Oktober 2020   12:00 Diperbarui: 23 Oktober 2020   12:02 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GL Pro yang jadi GL Rock (dok.pri) 

Diberi GL-Rock

Hadiah pertama yang saya terima dari paroki tempat saya menjalani TOP (Tahun Orientas Pastoral) ialah satu unit sepeda motor GL-Pro. Kondisi fisiknya sudah cukup tua, maklum usianya juga sudah sangat tua. 

Banyak para pastor pendahulu yang telah mencicipi kebaikan hati sepeda motor ini. Tetapi jangan salah sangka, meskipun tua namun tenaganya masih kuat. 

Daerah pastoral yang berbukit-bukit masih mampu ditahklukkan dan memang itulah yang kuperlukan dalam menjalani masa pastoral di pulau Nias yang kebanyakan dari medannya ialah berbukit-bukit.

Karena kondisi fisik motor itu kurang memadai, saya diberi uang untuk membawanya ke bengkel. Sesampainya di bengkel, saya minta kepada mekaniknya untuk memeriksa dan memperbaiki semua bagian sepeda motor tersebut yang rusak. 

Butuh waktu 8 jam untuk memperbaiki semuanya. Cukup lama karena memang usia motornya pun sudah sangat tua dan menurut informasi sudah jarang digunakan. Sayalah orang pertama yang "menghidupkannya" kembali.

Biaya perbaikannya juga lumayan besar, yaitu 3 juta rupiah. Awalnya pastor paroki kaget mendengarnya dan menyesal karena telah meminta saya untuk membawakannya ke bengkel. Menurut beliau, kalau biayanya sebesar itu sudah seharusnya di museumkan saja. 

Lalu saya memberi penjelasan sedikit bahwa motor itu memang perlu diperbaiki secara keseluruhan agar baik keadaannya dan bisa digunakan dalam waktu yang lebih lama lagi. 

Akhirnya beliau menyetujuinya. Saya tidak tahu apakah karena mendengar penjelasanku atau hanya karena merasa sudah terlanjur makanya beliau setuju. Tetapi dalam pembicaraan terakhir, beliau meminta saya untuk merawatnya dengan sangat baik. Segera kujawab, "Dengan senang hati Romo".

Dalam perjalanan waktu, GL-pro ini mendapat perubahan nama menjadi GL-Rock. Itu karena suaranya yang keras dan menggelegar seperti musik Rock. Jika kita menarik pedal gasnya, maka suara Rocknya pun semakin melengking. Karena itulah saya sangat hati-hati menggunakannya agar tidak mengundang hujatan atau pun kutukan dari orang-orang sekitar karena merasa terganggu dengan suaranya.

Sepeda motor itulah yang selalu saya gunakan untuk kunjungan ke stasi dan selama berada di tempat TOP, hak pakai sepeda motor itu menjadi milik saya. Itu artinya setiap orang yang hendak menggunakannya harus seizin dari saya.

Memang benar, tenaganya sangat nge-Rock. Gunung  yang tinggi dan jalan yang terjal tidak membuatnya kecut, bahkan semakin menunjukkan kesaktiannya.

Namun pengalaman yang menyedihkan pernah saya alami dengannya. Harus saya akui bahwa kemampuan saya mengendarai sepeda motor, terlebih sepeda motor besar, masih tergolong amatir. Saya pernah terjatuh. 

Sepeda motor ini bobotnya ringan. Jadi sewaktu saya melintasi sebuah jalan yang mendaki, motornya jumping dan saya kehilangan kendali. Beruntung saya tidak mengalami luka yang parah, selain hanya lecet sedikit di bagian paha karena terkena kerikil.

Saya memang belum begitu mahir menggunakan sepeda motor yang besar. Itu karena selama kuliah dan berada di rumah pembinaan, saya jarang menggunakannya. Bahkan sesungguhnya saya baru latihan mengendarainya saat saya akan menjalani TOP karena ada aturan bagi kami bahwa setiap frater yang akan menjalani TOP harus bisa mengendarai sepeda motor. Saya berlatih selama satu semester sambil mengurus SIM C (Surat Izin Mengemudi).

Refleksi pribadi

Saya sangat bersyukur mendapat hadiah satu unit sepeda motor, yang meskipun terbilang sepeda motor tua namun cukup membantu saya dalam menjalani masa TOP di Pulau Nias. Saya memberi kepadanya sebuah nama yang hidup yaitu GL-Rock agar ia bisa merasakan apa yang saya rasakan selama bersama dia. 

Dia telah menjadi saksi atas kunjungan saya ke berbagai stasi atau pun pada saat melakukan pelayanan sakramentali. Sungguh merupakan suatu hadiah yang sangat istimewa bagi ku dan itu kuyakini berasal dari Tuhan. Dengan hadiah itu, Tuhan membantu ku dalam setiap pelayanan yang saya lakukan selama menjalani TOP di Pulau Nias. Terima kasih ya Tuhan.

keterangan
Frater: Bahasa Latin yang artinya saudara. Namun kata ini telah menjadi kata umum bagi mereka yang menjalani pembinaan sebagai calon imam atau pastor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun