Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah TOP di Pulau Nias (Bagian 2)

21 Oktober 2020   09:02 Diperbarui: 21 Oktober 2020   09:11 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan Kota Sibolga (dokpri) 

Perdana Naik Kapal Laut

Saya bersyukur karena diperkenankan menjalani TOP (Tahun Orientasi Pastoral) di Pulau Nias. Ada banyak alasan untuk itu, seperti bisa belajar bahasa Nias secara langsung, baru pertama kali menginjak Pulau Nias, penasaran bagaimana keindahan Pulau Nias, penasaran dengan tantangan medan pastoralnya, penasaran dengan budayanya dan penasaran akan banyak hal lainnya yang belum bisa saya bayangkan sebelum nantinya tiba di sana.

Namun hal yang unik dari pengalaman ini ialah bahwa itulah pengalaman pertama bagi ku naik kapal laut. (Untuk pergi ke Pulau Nias hanya bisa dilalui dengan dua kendaraan yaitu Pesawat dan kapal laut dan kami memilih untuk naik kapal laut.) Sebelumnya saya tidak pernah naik kapal laut. Melihat modelnya pun hanya berdasar pada apa yang tampil di Televisi. Jadi saat pertama kali naik kapal laut, hatiku luar biasa senangnya.

Selama dalam perjalanan dari pelabuhan Sibolga hingga pelabuhan Gunungsitoli, saya banyak menghabiskan waktu untuk jalan-jalan di atas kapal, melihat-melihat bagian kapal yang kami tumpangi dan menikmati pemandangan laut yang gelap gulita. Walau teman-teman dan juga penumpang yang lainnya telah tidur saya masih asyik dalam penjelajahanku. Kebetulan, dua teman saya itu sudah pernah ke Pulau Nias sehingga bagi mereka, naik kapal itu sudah hal yang biasa.

Saya mengamati pergerakan kapal, bagaimana kapal itu menciptakan gelombang laut yang dilaluinya dan bagaimana ia berguncang saat ada gelombang yang besar dan itu sangat menakjubkan bagku. Entah mengapa, saya tidak merasa ngantuk atau ingin tidur saat itu. Mungkin karena pikiranku yang senantiasa digerakkan oleh rasa penasaran yang tidak biasa sehingga tubuhku senantiasa ingin bergerak ke sana sini untuk memenuhi rasa penasaran itu.

Saya juga mengamati hamparan lautan yang luas. Karena pada saat itu adalah malam hari, maka lautan juga tampak gelap dan menyeramkan. Udaranya juga dingin. Saya tidak bisa melihat apa-apa selain lautan yang luas dan gelap. Pikiranku langsung membayangkan kejadian-kejadian tragis seperti yang ada di dalam film-film dan kebetulan pada saat itu memoriku tertuju pada film "The Titanic". 

Saya membayangkan bagaimana jika ada badai yang membuat kapal kami ini tenggelam, kemana kami harus pergi. Meskipun saya bisa berenang, namun jika berenang di lautan yang luas dan penuh gemlombang besar pastilah saya akan tenggelam juga. Itulah pikiran-pikiran liar yang bergentayangan di kepalaku, mungkin karena merupakan pengalaman perdana bagiku. Saya selalu diliputi rasa penasaran akan apa yang ada di sekitarku dan itu terjadi hingga kami tiba di pelabuhan Gunungsitoli pagi harinya.

Saya sangat bersyukur saat akhirnya kapal kami bisa berlabuh di pelabuhan Gunungsitoli dengan baik. Saya juga sangat senang melihat pemandangan di sekitar pelabuhan itu. Ada banyak sekali mobil-mobil besar pengangkut logistic, mobil-mobil pribadi, sepeda motor, dan becak motor yang bersiap-siap jika ada dari antara kami yang memanggil. Sungguh suatu pemandangan yang tidak biasa bagiku.

Refleksi Pribadi

Terima kasih kuucapkan kepada Tuhan atas pengalaman perdana ini. Sungguh, semuanya sangat tidak biasa bagiku dan hal itu membuat rasa penasaranku tentang pulau Nias semakin besar. Tetapi saya yakin, Tuhan pasti senantiasa membantu sehingga saya tidak kelabakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun