Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ilmu tentang Kebetulan

9 Agustus 2020   11:38 Diperbarui: 9 Agustus 2020   11:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita mengalami hal ini? Saat kita sedang menginginkan sesuatu, namun secara tiba-tiba ada orang yang memberikannya kepada kita. Mungkin kita akan menyebutnya sebagai rejeki yang terjadi secara kebetulan. 

Ya, saya pernah mengalami hal yang demikian. Saat itu saya baru saja kembali dari perjalanan yang jauh. Sebelum tiba di rumah saya sudah membayangkan bahwa saya akan beli makanan kesukaan dari luar supaya rasa capek ku terobati. 

Setibanya di rumah saya segera mandi dan nonton TV sejenak karena rasa lelah masih terasa. Saya memang tidak lapar karena sudah makan sebelumnya. Namun rasa ingin untuk menyantap makanan kesukaan masih menyala dalam hatiku dan nonton TV adalah cara saya menanti waktu untuk membelinya. 

Tiba-tiba dari luar ada suara yang memanggil-manggil namaku. Saat ku sahut ternyata ada teman-teman yang mau mengajak saya jalan-jalan. Saat itu memang malam Minggu tetapi saya tidak tahu apa intensi dari perjalanan kami. Akhirnya saya ikut saja. 

Di tengah jalan mereka mengajak saya membeli makanan yang adalah makanan kesukaan ku. Dalam hati saya berkata, "kebetulan sekali saya memang lagi ingin memakan makanan itu". Karena situasi masih new normal maka kami membawa pulang makanan itu untuk disantap di rumah ku. Dan akhirnya tanpa saya duga apa yang menjadi keinginan ku sudah terpenuhi. 

Itulah pengalaman ku bertemu dengan hal yang kebetulan. Spontan saya bersyukur kepada Tuhan atas pengalaman itu. Rasa-rasanya itu adalah mukjizat meskipun barangkali banyak juga dari kita yang tidak setuju dengan itu karena saya sendiri pun saat sedang menulis artikel ini merasa bahwa terlalu lebay untuk menyebutnya sebagai mukjizat. 

Barangkali bagi kita sendiri yang mengalami langsung peristiwa itu akan menyebutnya sebagai peristiwa yang kebetulan. Saat saya diajak oleh teman ku untuk jalan pun spontan saya menyebutnya sebagai kebetulan. Ia kebetulan karena terjadi begitu saja (KBBI 2008).

Namun bagaimana kita bisa memaknai hal-hal yang kebetulan dalam hidup ini? Mungkinkah itu juga bagian dari karya yang Ilahi?

Saya suka mengaitkan apa yang terjadi dalam hidup ini sebagai bagian dari karya yang Ilahi. Tujuannya ialah agar aku tidak pernah abai dengan kehadiran-Nya.

Begitu juga yang terjadi saat saya mengalami hal yang kebetulan. Saya segera yakin bahwa itu terjadi dalam penyelenggaraan yang Ilahi. Karena itu rasa syukur selalu menjadi ekspresi atas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun