Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Yesus "Tidak Bisa" Membuat Mukjizat, Markus 6:1-6

9 Juli 2020   15:59 Diperbarui: 9 Juli 2020   16:12 2099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mukjizat adalah sarana pewartaan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah kepada manusia. Lewat mukjizat, banyak orang yang percaya kepada-Nya, kepada sabda dan karya-Nya. Mukjizat adalah sarana pewartaan yang paling dahsyat karena mampu menarik banyak perhatian manusia. Dalam KBBI mukjizat dijelaskan sebagai kejadian atau peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan manusia.

Sebagai Allah, Yesus bisa melakukan apa pun sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Itu bisa kita lihat lewat pengakuan seorang yang sakit kusta yang memohon agar disembuhkan oleh Yesus. Kata orang kusta itu demikian kepada Yesus: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku" (Mrk 1:40). Namun, meskipun demikian, ternyata adakalanya bahwa Ia tidak dapat, tidak bisa atau tidak mampu membuat mukjizat. Itu terjadi saat Ia ditolak di Nazaret, kampung halaman-Nya sendiri. Ia ditolak oleh teman sekampung-Nya sendiri. Dan oleh beberapa penafsir dikatakan bahwa Yesus sendiri pun heran mengapa Ia tidak bisa membuat mukjizat pada saat itu dan di tempat itu,[1] meskipun dikatakan lebih lanjut dalam perikop tersebut "kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka" (Mrk 6:5). Demikian isi kutipan tersebut: "Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka".

 

Lantas, saya sendiri pun bertanya, mengapa? Mengapa Yesus, yang adalah Allah tidak mampu melakukan mukjizat? Bukankah sebagai Allah Ia mampu melakukan segala sesuatu yang Ia kehendaki?

 

Untuk menjawab pertanyaan ini kita boleh beranjak pada perkataan Yesus kepada para murid-Nya yang bunyinya demikian: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu; sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu" (Mat 17:20).

 

Dari kutipan tersebut dapat ditarik suatu pemahaman tentang syarat yang dibutuhkan untuk sebuah mukjizat yaitu iman atau kepercayaan. Hal itu senada dengan istilah yang digunakan untuk menyebut mukjizat yaitu dynamis. Dinamis artinya berubah-ubah, tidak tetap. Itu berarti mukjizat itu bisa terjadi bisa juga tidak terjadi. Dengan demikian penafsir mengatakan bahwa ada saat di mana Yesus tidak bisa membuat mukjizat, terlepas apakah Ia maui atau tidak, yaitu saat orang tidak percaya kepada-Nya. Mukjizat muncul dari respon iman terhadap Yesus, dan terjadi pada orang yang mempercayai Yesus secara tulus yaitu percaya pada apa yang dikerjakan dan dikatakan oleh Yesus.[2]

 

Untuk menguatkan argument ini kita juga bisa melihat kisah kesembuhan seorang perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Dari dalam hatinya, perempuan itu berkata: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh". Dan seketika itu pula sembuhlah pendarahannya. Lalu Yesus berpaling kepadanya dan berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau" (Mat 9:21-22).

 

Akhir kata saya hendak mengatakan bahwa mukjizat itu dinamis: bisa terjadi bisa tidak terjadi. Untuk bisa terjadi dibutuhkan iman yang tulus. Namun meskipun demikian, kasih Allah selalu mengatasi iman manusia, karena kepada orang yang tidak beriman pun Allah tetap mampu mencurahkan kasih-Nya, yaitu lewat anugerah hari baru yang kita rasakan dan alami setiap hari. Hidup adalah mukjizat terbesar dari Tuhan kepada kita, baik kita yang percaya kepada-Nya pun juga yang tidak percaya kepada-Nya. Semoga ulasan ini semakin menumbuhkan rasa cinta dan iman kita kepada Allah agar hidup kita senantiasa penuh dengan mukjizat-Nya. Salam kebaikan.

 

Catatan-catatan

[1] Agustinus Gianto, Dahsyat. Kumpulan ulasan Injil (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm. 46.

[2] Agustinus Gianto, Dahsyat ..., hlm. 46.

 

Sumber

 

Alkitab. Terjemahan ini diterima dan diakui oleh Konferensi Waligereja Indonesia. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2014.

 

Gianto, Agustinus. Dashyat. Kumpulan Ulasan Injil. Yogyakarta:Kanisius, 2007.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun