Mohon tunggu...
Dedy Eka Priyanto Ph.D
Dedy Eka Priyanto Ph.D Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Bekerja sebagai konsultan di salah satu big 4 accounting firm dan saat ini tinggal di Tokyo. Senang berbagi pengalaman lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Isu Radikalisme di Jepang

23 Oktober 2019   18:10 Diperbarui: 23 Oktober 2019   19:50 2733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Camii Tokyo yang selalu ramai didatangi orang jepang pada akhir pekan (sumber : fp Tokyo Camii)

Oleh sebagian orang, bendera ini dianggap menyerupai bendera milik HTI yang dilarang oleh Pemerintah Indonesia.

Peristiwa ini kemudian digoreng menjadi sebuah berita tentang radikalisme yang menyebar luas di kalangan WNI di Jepang oleh kontributor yang sama dan para buzzer.

Padahal pengajiannya sendiri lebih banyak berisi tentang keluarga dan cinta, sama sekali tidak menyinggung isu politik atau menyebarkan kebencian, apalagi radikalisme.

Isu radikalisme tambah marak lagi ketika pilpres yang lalu. Di satu pihak begitu semangat membawa bendera tauhid di beberapa kampanye di Jepang, sedangkan pihak lain memanfaatkan isu bendera tauhid ini sebagai pembenaran klaim mereka bahwa pihak kubu sebelah telah terpapar radikalisme.

Padahal, hingga pilpres berakhir, baik warga Jepang dan Polisi Jepang, tidak terlalu mempermasalahkan atau menangkap pihak yang membawa bendera tersebut.

Kontroversi bendera tauhid dan pilihan politik ustad yang diundang ke Jepang, mungkin menjadi penyebabnya utama munculnya isu radikalisme di Jepang oleh kelompok tertentu demi kepentingan jangka pendek mereka.

Pesan kedamaian
Siapapun sepakat bahwa radikalisme harus diberantas dan tidak dibenarkan oleh agama apapun.

Semenjak aksi terror 11 September 2001 di USA dan perang di Timur Tengah, image tentang islam memang tidak bagus di Jepang. Sehingga umat islam di Jepang, termasuk WNI berupaya untuk menyebarkan islam yang ramah dan damai.

Sudah tahu Masjid Camii Tokyo atau orang Indonesia lebih akrab dengan sebutan Masjid Syahrini? Masjid yang dikelola oleh Pemerintah Turki ini merupakan masjid yang paling banyak dikunjungi oleh warga Jepang yang non-muslim.

Tiap pekan, lebih dari ratusan orang Jepang non-muslim dan turis, termasuk turis asal Indonesia, yang mengunjungi masjid ini sekadar untuk melihat keindahan masjid, atau ikut menyimak penjelasan tentang islam yang dibawakan oleh orang Jepang muslim.

Banyak acara kebudayaan yang diadakan disana seperti halal bazar yang melibatkan negara muslim lain, ikebana, seni arsitektur islam, dan masih banyak lainnya. Setidaknya setiap pekan ada 2 orang Jepang yang masuk islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun