Mohon tunggu...
Dedi Budi Ariyanto
Dedi Budi Ariyanto Mohon Tunggu... -

salah satu mahasiswa di ATVI (akademi televisi indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rumah Belajar Anak Langit Tangerang

17 Januari 2015   07:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:58 3668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Komunitas Keluarga Anak Langit. Salah satu komunitas yang dibanggakan di Kota Tangerang mereka adalah sebuah komunitas yang memiliki kepedulian terhadap berkelanjutan pendidikan bagi anak-anak yang secara Sosial dan Ekonomi terpinggirkan dari hiruk pikuk geliat Kota. Lokasi Anak Langit ini terletak di pinggiran sungai Cisadane, di Jl. Tanah Gotjap Tangerang.

Tempat ini dibangun dengan konsep yang ramah dan hijau. Pada saat masuk ke komunitas ini akan langsung disambut dengan ramah penghuni komunitas anak langit dan disuguhkan suasana yang asri. Komunitas ini terbuka lebar untuk semua orang yang ingin mengetahui Komunita Anak Langit. Di Komunitas ini dapat  temui beberapa ruangan yang disediakan diantaranya ruang belajar, perpustakaan, musholla, saung-saung dan lainnya.

Komunitas anak langit dibentuk bersama oleh beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda. Namun, mereka memiliki satu visi untuk membentuk komunitas ini. Mereka membentuk komunitas anak langit dengan maksud sebagai tempat untuk bermain dan belajar untuk anak-anak yang singgah di sini. Anak-anak bebas melakukan apa saja sesuai dengan apa yang mereka inginkan asal perilaku mereka tetap dijaga. Mereka belajar mengenai sopan santun, agama, kemandirian dan beberapa pelajaran yang ada disekolah. Anak-anak diajarkan pula berkreatifitas sesuai dengan imajinasi mereka. Oleh karena itu, mereka diharapkan menjadi pribadi yang terampil, cerdas, mandiri, kreatif dan berakhlak mulia.

Di Keluarga Anak Langit, anak-anak jalanan yang ditampung diajarkan berbagai macam ilmu, seperti pelajaran yang dipelajari disekolah-sekolah formal, bahkan mereka juga diajarkan keterampilan kerja seperti bertani, bercocok tanam, berternak, menyablon dan bahkan memperbaiki mesin. Mereka yang ditampung disini, selalu diasah potensi, kreativitas, dan kemampuanya untuk lebih maju di masa depan kelak. Konsep yang dimiliki komunitas ini sangatlah sederhana, mereka dibebaskan untuk melakukan kegiatan belajar baik di dalam maupun di luar ruangan untuk meraih mimpi dan cita-cita yang mereka miliki.

Dalam komunitas ini memiliki sebuah tujuan yaitu menjadikan anjal (anak jalanan) sebagai anak Indonesia yang cerdas, kreatif, mandiri, dan berbudi mulia. Sehingga tidak lagi sebagai “anjal” yang males-malesan yang hanya bertumpu pada rasa kasihan dari orang lain atau pengguna jalan, akan tetapi menjadikan masyarakat bangga pada mereka sebagai “anjal” yang memiliki prestasi. Banyak sekali kegiatan yang diadakan di dalam komunitas ini untuk dapat mengasah kreativitas dan pemikiran anak jalanan untuk bisa meraih mimpinya.

Berbagai macam hasil kesenian yang sudah mereka hasilkan dan hasil tersebut mereka jual. Hasil kesenian yang mereka hasilkan berupa lukisan, kaos, dan ada juga pajangan robot yang mereka buat dari barang-barang bekas seperti galon, telepon bekas, dan barang bekas lainya dan mereka juga memiliki kesenian musik yang bagus yang dinamakan perkusi yang semua alat-alatnya berasal dari barang-barang bekas seperti drum bekas, gallon bekas, dan lainnya.

Komunitas Keluarga Anak Langit ini membuktikan bahwa anak jalanan juga bisa berkarya, mereka telah menunjukkannya, tidak sperti pandangan sebagian besar masyarakat yang mungkin mengidentikkan anak jalanan dengan kriminalitas. Komunitas Keluarga Anak Langit ini juga dapat menjadi suatu tempat positif bagi anak-anak jalanan agar mereka tidak terjerumus ke kehidupan yang akan merusak mereka ke depanya. Semoga akan ada Keluarga Anak Langit lainnya di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun