Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Money

Pembangunan Ekonomi Kita, Dari Ekonomi Terpimpin sampai Presiden Infrastruktur

23 April 2021   23:36 Diperbarui: 24 April 2021   00:33 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejak awal republik ini sudah mendeklarasikan sistim pembangunan ekonomi kita "kerakyatan". Itu tercermin jelas di pasal 33 UUD 1945. Pasal itu diilhami tulisan bung Hatta berjudul "Ekonomi kita dalam bahaya". Hatta menulis itu pada tahun 1933, ketika masih jadi mahasiswa fakultas ekonomi di Nederland. 

Ia menggambarkan masyarakat inlander dilibatkan dalam pengembangan produksi pertanian, rempah-rempah dan bermacam macam perkebunan. Tapi hasilnya nyaris digondol semua ke negeri mereka. Penduduk jajahan hampir tidak menikmati.

Sejak bergabung dengan gerakan kemerdekaan Indonesia, Hatta mulai merancang sistim ekonomi yang pas buat rakyat nusantara. Maka diketemukan lah sistim ekonomi kerakyatan seperti kemudian terpatrikan di pasal 33 UUD 45. Intinya, pengembangan ekonomi bersama dalam wadah koperasi. Hatta sendiri mengaku ide itu terinspirasi oleh perjuangan buruh dan tani di Eropa.

Bung  Karno menamai sistim itu dengan nama Ekonomi Nasional. Sebuah sistim perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya peran serta rakyat banyak dalam penguasaan modal dan alat produksi.

Pada dasarnya semua Presiden/pemerintah mengaku dan berniat melaksakan sistim ekonomi itu. Namun pada pelaksanaanya banyak tergantung kepada situasi dan kondisi yang terjadi pada masanya.

Bung Karno  baru sempat meletakan dasar dengan menasionalisasikan perusahaan asing terutama perusahan Belanda dan Amerika.  Dalam 20 tahun pemerintahannya, hampir belum sempat mengembangkan ekonomi. Pemerintahan Sukarno banyak diwarnai gangguan keamanan dan nyaris berperang terus menerus. Tahun 1947 sampai 1949 terlibat perang kolonial ke 3 melawan Belanda yang kembali mau menjajah lagi. Setelah itu gangguan keamanan dipicu gerakan sparatis dalam negeri. DI/TII pimpinan  Kartowiryo.

Di lain sudut, kita juga masih harus merebut Irian Jaya yang masih dikuasai Belanda dan baru selesai 1963. Habis itu peperangan masih berlanjut,  konflik dengan Malaysia. Yang terahir diujung kekuasaan Presiden seumur hidup itu negeri ini dikoyak koyak oleh pemberontakan  G30S/PKI 30 September 1965.

Ekonomi terpimpin :

Semua itu sangat menguras energi dan juga anggaran. Akhirnya sistim ekonomi terpimpin yang dibangun bung  Karno nyaris tidak berjalan. Ekonomi pun runtuh. Inflasi membumbung tinggi. Nilai tukar rupiah tercampak ke bawah telapak kaki Amerika. Tahun 1960, masih Rp.160/US dollar. Enam tahun kemudian 1966, melambung menjadi Rp.120.000.

Kondisi ekonomi yang depresi ditambah laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (2,3 %/tahun), menyebabkan runtuhnya pemerintah orde lamanya bung Karno.

Ekonomi Pancasila :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun