Mohon tunggu...
Dedi Ems
Dedi Ems Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Various organizations during school and college. highest position General Secretary of the Student Senate of the Faculty of Economics, Andalas University. working experience at BRI starting from staff until reaching twice as Head of BRI Branch (Padangpanjang and Sampang). And various Section Heads at Regional Offices and Inspection Offices in several BRI Regional Offices / Kanins.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Naik Bis ke Jogja, Siapkan Mental dan Fisik

15 April 2019   09:01 Diperbarui: 15 April 2019   11:04 3945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : id.foursquare.com

Ternyata kondisi perjalannya semakin parah. Waktu tempuhnya semakin panjang, yakni menjadi sekitar 9 jam dengan menggunakan jalur yang sama dengan sekitar 8 tahunan yang lalu. 

Alhamdulillah, itu pun tidak ada hambatan yang cukup berarti selama dalam perjalanan seperti kemacetan,  kecelakaan dll. Kalau ada, maka bisa dipastikan waktu tempuh perjalanan akan semakin lama (lebih dari 9 jam).

Sumber : id.foursquare.com
Sumber : id.foursquare.com
Berangkat dari Terminal Purbaya Bungurasih Sidoarjo sekitar jam 06.00 WIB, baru sampai di halte Janti (sekitar flyover Janti) sekitar jam 15.00 WIB. Mulai dari terminal Bungurasih Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Kertosono, kawasan hutan Saradan, Ngawi, Sragen, Solo, Kartasura, Klaten, Kabupaten Sleman, dan terakhir Jogjakarta. 

Sumber : id.foursquare.com
Sumber : id.foursquare.com
Relatif hampir tidak ada penambahan lebar ruas jalan sama sekali, sementara di sisi lain jumlah kenderaan semakin banyak. 

Pada hal jalan sepanjang sekitar 325 km ini adalah juga infrastruktur jalan nasional yang sangat bisa menggerakan perekonomian hingga ke lapisan yang paling bawah. Sangat berbeda perlakuannya terhadap infrastruktur jalan tol, yang belum tentu dinikmati oleh seluruh orang.

Akibatnya terjadi perebutan luas lahan atas jalur jalan yang terbatas ini dengan berbagai moda transportasi. Mulai dari bis AKAD, AKAP (Patas, Ekonomi, Super Executive, bis mini, bis kota), Angkot, Angdes, truk (tronton, gandeng, konteiner, engkel), pick up, sepeda motor, andong, sepeda angin/pancal (anak sekolah), becak, bentor dsb. 

Luas/lebar jalan yang terbatas ini semakin sempit karena ada kenderaan yang parkir seenaknya (syukur-syukur di pinggir atau di bahu jalan), pedagang asongan di setiap prapatan/pertigaan TL, Pak Ogah yang katanya "membantu" kenderaan lain untuk mutar balik di u-turn, di pertigaan atau prapatan jalan desa/kampung. 

Jalan di beberap tempat juga sebagian digunakan untuk lahan jemuran padi/gabah serta gilingan padi berjalan (portable).

Karena luas lahan yang tidak bertambah sementara jumlah kenderaan semakin banyak, ini yang membuat waktu tempuh menjadi tambah lama. Semua kenderaan berebut tempat di lahan/jalan yang sama. Akibatnya kecepatan kenderaan di saat tertentu hanya bisa dipacu maksimal sekitar dalam kecepatan 60 km/jam. 

Dan kalau sudah ketemu truk gandeng, tronton dan kenderaan berat lainnya, kecepatan kenderaan yang dibelakangnya terpaksa mengikuti truk tersebut dengan kecepatan sekitar 20 km/jam. 

Mau disalip atau didahului juga sulit sebab dari arah berlawanan kondisinya juga sama, dan hanya tersedia dua jalur meski statusnya jalan nasional. Dan kesempatan untuk memacu kenderaan secara maksimal hampir tidak bisa sakingnya banyaknya kenderaan di jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun