Mohon tunggu...
Dede Yusuf
Dede Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Ciamis

Hobi Nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Mudik di Tengah Pandemi

17 Mei 2020   10:31 Diperbarui: 17 Mei 2020   10:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam situasi pandemi corona  seperti sekarang ini, banyak peneliti yang memperkirakan puncaknya pada bulan mei -- juni. Menunda mudik adalah salahsatu solusi terbaik. Masyarakat rantau yang berada di zona merah corona harus rela menunda mudik ke kampong halaman.

Mengapa demkian? Ini karena sifat penyebaran virus corona. Virus ini menular lewat kontak antar manusia melalui bersin dan batuk yang langsung masuk lewat mulut, hidung dan mata manusia.kedua, melalui sentuhan karena virus ini bisa menempel di kulit manusia lalu beralih ke kulit orang lain melalui salaman atau bisa juga menempel di benda mati lalu orang lain memegang benda tersebut.

Tradisi  mudik yang selalu diwarnai oleh antrean, kemacetan, kerumunan dan interaksi sosial yang intens bisa memperburuk keadaan karena berpotensi menimbulkan ledakan jumlah penderita baru. Menurut data kementrian perhubungan, tahun 2019 lalu jumlah pemudik mencapai 23 juta orang. Mereka mayoritas berasal dari Jakarta dan sekitarnya yang kini menjadi episenter penyebaran virus corona.

Dalam kondisi normal, mudik adalah hal yang normal dan merupakan hak setiap warga Negara.tapi, hukum juga menempatkan keselamatan umum di posisi yang lebih tinggi dari hak individu. bayangkan saja jika para pemudik ini sudah tertular atau membawa virus pulang ke kampong halamannya, mereka berpotensi menyebar virus ke pada orang tua, saudara tetangga dan orang sekitar lainya. Jika banyak kasus yang terjadi akan sangat merepotkan.

Apalagi, kesiapan sarana dan  prasarana di daerah masih sangat kurang. Salahsatu alat yang sangat penting adalah ventilitator, alat pembantu pernafasan. Alat ini harganya mahal dan mungkin saja fasilitas kesehatan di daerah tersebut tidak siap. Belum lagi harus ada kamar isolasi yang disediakan.

Oleh karena itu, masyarakat juga harus bisa berperan untuk melawan virus ini, komitmenddak kesediaan masyarakat untuk mengurangi intensitas perjumpaan daengan orang lain harus dipegang teguh salah satunya berkorban untuk tidak mudik demi kebaikan bersama, demi menjaga orang tua, saudara, tetangga dan orang desa dari penularan virus untuk lebaran tahun ini saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun