Mohon tunggu...
dede nurjanah
dede nurjanah Mohon Tunggu... Lainnya - Baarokallah

Happy writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akibat Kecanduan Gawai

21 Mei 2022   03:06 Diperbarui: 21 Mei 2022   03:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Timbuh kembang anak selalu di kaitkan dengan peran seorang ibu. Anak adalah permata hati yang sangat di damba pasutri lama dan baru.

Susi sangat sibuk sekali bekerja di luar rumah, begitu pula dengan sang arjuna belahan jiwanya yaitu suami yang menjadi Ayah bagi kedua putera dan putrrinya, yang sekarang beranjak usia delapan tahun dan balita atau empat tahun.

Waktu terus melaju, tanpa di sadari pola asuh yang selama ini di anggap biasa saja oleh Susi dan suami, dengan mengandalkan pengasuh yang berupa pembantu rumah tangga, ternyata berdampak buruk yang luar biasa. Bagaimana tidak, setiap anak balita yang berusia empat tahun itu merajuk menangis minta sesuatu, sang pembantu yang tidak mau repot dan tersita waktunya gegara puteri sang majikan menangis, selalu mberikan gawai atau gadgetnya hingga terdiam dan asik sibuk dengan selalu fokus pada gawainya. 

Begitu pula jika sedang di suapi makan, sang pengasuh tersebut selalu memberikan dan menuruti kebiasaan buruknya itu. Demikian halnya dengan sang kakak yang sudah berusia delapan tahun kelas dua SD, selalu tak pernah lepas dengan gawainya. 

Hingga suatu hari sang Ayah pulang dengan masa cuti yang cukup panjang sekali, sangat terkejut dan sedih sekali melihat anak-anaknya asik dengan dunianya sendriri. Tidak bisa diajak bicara, tidak mau melihat dunia luar, selalu saja fokus pada gadgetnya. Ibunya pun baru menyadari atas kekeliruannya tersebut. Hingga suatu hari menggantikan pengasuh baru yang di ambil dari lembaga pengasuh anak terlatih dan  cukup terdidik.

Sedikit demi sedikit anak-anaknya mau di ajak komunikasi dengan di ajak bercerita, menyanyi, menari, menggambar dan berlari-lari layaknya anak usia dini. 

Susi dan suami mulai sedikit terobati dengan kesibukan yang di lalui selama ini yang menjadikan lesulitan menumbuh kembangkan kembali kedua putera dan puterinya tersebut. 

Demikian pentingnya pendidikan parenting pada kedua pasangan baru maupun lama. Kedua anaknya  masih bisa tertolong , begitu pula dengan kakaknya. Jika di lepas atau diqaq yang usia balita. Namun sang kakaknya yang berusia delapan tahun  akhirnya bisa di lepas bersama dengan gawainya yang sudah terpateri di dalam kesehariannya, berangsur-angsur  pulih tidak kecanduan gadget lagi.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun