Mohon tunggu...
Dedeh Rohilah Azhari
Dedeh Rohilah Azhari Mohon Tunggu... Guru - Menulis menjadi awet muda

work hard for better life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasa Ini Sakit

25 Agustus 2021   08:17 Diperbarui: 25 Agustus 2021   08:35 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lelaki tampan itupun tersentak kaget dan sepersekian detik  kehilangan kesadarannnya, dia hanya bengong, menatap gadis yang sudah lama dia cari keberadaannya. Sejak mereka lulus dan wisuda dari universitas yang sama, namun berbeda jurusan. Adisya menghilang beberapa hari setelah Adisya dikenalkan kepada keluarganya. Saat itu keluarga Ricky hadir bersama seorang gadis cantik yang dikenalkan ibunya sebagai tunangnnya Ricky. Sejak saat itu Ricky kehilangan jejak Adysa.

"Adisya, tunggu! Beri aku kesempatan untuk menjelasknya" teriaknya sambil berlari mengejar Adisya dan Alya. Namun Ricky tak menemukannya.

"Rick, ayo cepat!  kita di tunggu sama ibu Myra" teriak Aldo sambil menahan pintu lift. Radit terpaksa kembali menuju lift dengan wajahnya yang ditekuk.

Ternyata lelaki yang mengejar Adisa itu adalah Ricky  Wijaya Kusuma. Lelaki dengan hidung mancung, berbulu mata lentik yang bertengger di atas mata elangnya, tinggi putih dengan rambut lurus hitam legam.  Hari ini Ricky bersama rekan kerjanya Aldo akan menandatangani kontrak kerjasama dengan Komnas Perempuan dalam proyek kampanye terhadap perlindungan perempuan. Ricky tidak pernah menyangka kalau ternyata Adysa masih ada d lingkungan sekitarnya. Dia nyaris kehilangan harapan untuk menemukan cintanya, Namun ternyata semesta masih berpihak padanya dan dia menemukan gadis impiannya di tempat yang dia sering kunjungi.

"Wait Dis, kamu utang penjelasan sama aku". Kata Alya ngos-ngosan karena turun lewat pintu samping, tentu saja harus mengeluarkan tenaga extra karena harus berjalan menuruni tangga menuju lobby.

"Ok, nanti aku jelasin di rumah ya, sekarang kita harus cepat-cepat keluar dari kantor ini".  Ajak Adisya sambil berlari memberhentikan taksi yang lewat di depan lobby kantor.

"Jalan Anggrek ya pak".  Kata Adisya sesaat setelah duduk. Tak sampai satu jam mereka sudah sampai di tempat  Adiysa.

"Masuk Al". Ajak Adysa sambil membuka pintu. Kamar sederhana namun nyaman dan rapi membuat siapapun akan senang menempatinya. Simpel seperti kepriibadian  Adisya. Setelah menutup pintu, tubuh Adisya melorot ke lantai dan tak lama berselang terdengar isak tangisnya yang tertahan. Ternyata dari tadi dia mati-matian menahan air matanya agar tidak luruh saat perjalanan pulang. Alya hanya bisa menatap dan mengusap punggunya menunggu Adysa menghabiskan airmatanya yang sudah menganak sungai di pipi mulusnya.

"Al, aku nih kerja di komnas perempuan, membantu perempuan-perempuan untuk bisa melawan kekerasan dan ketidak adilan suaminya. Tapi kenapa aku gak bisa menolong ibuku?, aku harus gimana".  Tanyanya dengan suara serak. " Ibuku tetap menolak untuk minta cerai, padahal sudah jelas ayah menikah lagi? apa yang dia pertahankan?, aku kesel, kecewa dan sedih,  aku benci ayahku" teriaknya dengan suara tertahan dan airmatanya berhamburan keluar tanpa ia komando.

Alya hanya memandang Adysa dan mengusap-usap tangannya, sebenarnya dia tak tega melihat sahabatnya terpuruk seperti ini. Namun dia juga tidak bisa memberikan solusi yang tepat untuk masalah yang Adysa hadapi.  

" Ya udah, kita duduk di atas, kita ngobrol biar hati kamu lega dan aku akan mendengarkan semua cerita kamu" ucap Alya sambil menarik dan membawa Adisya untuk duduk di atas bed. Alya mengambil minum dan memberikannya pada Adysa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun