Mohon tunggu...
D. Deva Permana
D. Deva Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi - Universitas Islam Nusantara

Menulis Artinya Bernapas Secara Bebas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Kami Memilih untuk Tetap Menghirup Udara Kota

15 Februari 2023   23:31 Diperbarui: 15 Februari 2023   23:34 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika Kami Memilih untuk Tetap Menghirup Udara Kota.

Bagi kami kaum nomaden yang nasib hidupnya ditentukan oleh arah jarum jam. Denyut kami seperti tak pernah berhenti 24 jam untuk tetap bekerja. Ketika "kemiskinan" menjadi lagu merdu sejak lama dalam hidup. Kami sering berontak melawan nasib, dengan tertawa salah satunya.

Bagi kami yang nasibnya ditolong oleh tuan, kami menaruh salut dan hormat.

Tidak mudah memang untuk tetap mengurus harapan, tapi kami tidak akan layu, kami akan tetap riang.

Tulisan yang hanya menghabiskan satu judul lagu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun