Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serigala Mana yang Anda Beri Makan?

29 Oktober 2022   20:07 Diperbarui: 29 Oktober 2022   20:15 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang ayah sedang bercerita pada anaknya. 

"Pertarungan sedang terjadi di dalam diriku" kata seorang ayah kepada putranya. 

"Ini adalah pertarungan yang mengerikan antara dua serigala. Satu serigala jahat. Dia adalah kemarahan, iri hati, kesombongan, egoisme, rasa serakah, takut kehilangan, dendam dan kemalasan. Serigala lainnya baik. Dia adalah sukacita, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kebaikan, kerendahan hati, empati, dan kasih sayang". 

"Pertarungan yang sama juga terjadi di dalam dirimu" Sang putra memikirkannya sejenak dan kemudian bertanya, "Serigala mana yang akan menang?" 

Ayahnya menjawab dengan sederhana, "Yang kamu beri makan". 

Kisah sederhana ini memberikan pelajaran penting, bahwa kita selalu memiliki kekuatan memilih (freedom to choose).
Kita diberikan kemampuan memilih, namun sering sekali dengan sengaja kita menumpuk ketakutan kita, kita biarkan diri ini diombang ambing badai informasi yang belum pasti, dan membuat serigala jahat tumbuh lebih besar dalam diri kita. 

Serigala itu membuat kita tidak berdaya, ia semakin mengendalikan kita. Karena kitalah yang memberi ia makan.

Segala berita negatif mengenai resesi, ekonomi sulit, PHK masal yang kita baca, tanpa kita sadari menjadi asupan diri yang membuat serigala jahat itu tumbuh. Ketakutan dan kekhawatiran yang berlebih adalah tanda bagi serigala baik bahwa kita tidak lagi tertarik untuk memberinya makanan. Dan meskipun mungkin butuh beberapa waktu bagi serigala baik untuk melemah, pada akhirnya dia akan menyerah. Serigala baik itupun akan hilang.

Lalu ketika diri kita dikuasai oleh serigala jahat, kita dengan mudah beralibi bahwa kita adalah korban dari keadaan. Kita diterkam oleh kepanikan yang diciptakan media, mereka yang mengejar rating dan viewer saja, dan ketidak adilan kehidupan. Padahal, kita yang memilih untuk ada diposisi ini. 

Kondisi ekonomi yang tidak pasti, PHK yang terjadi, wabah penyakit yang silih berganti, cuaca yang ekstrim dan berita lainnya adalah benar adanya. Namun semua itu bukanlah akhir dari kehidupan. Dunia ini sudah mengalami banyak siklus krisis, dan manusia selalu mampu melewatinya. Jangan biarkan ketakutan akan semua hal itu membuat kita lemah, membuat kita tidak berdaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun