Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Refleksi Diri: Ekspektasi atau Apresiasi

1 Maret 2021   09:46 Diperbarui: 1 Maret 2021   10:09 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dengan status WFH pendapatan kami pun dikurangi, kami hanya menerima 30ri pendapatan normal kami, situasi ini kami pahami karena perusahaan pun tidak beroperasi dan tidak ada pendapatan. Gerah, penat, sumpek, mumet dan teman-temannya silih berganti hinggap dikepala, belum lagi urusan bank, urusan leasing, urusan listrik, koq ya datangnya keroyokan gak satu-satu.

Beruntung, saya menikahi wanita yang tidak malu harus mengambil alih kemudi rumah tangga disaat suaminya bergelut dengan pikiran yang sumpek. Istri saya mulai membuat makanan ringan untuk bisa membuat dapur ngepul. Pelan dan konsisten usaha ini berlanjut, meskipun rumah idaman saya harus licin karena granitnya bolak balik kena minyak gorengan, ataupun kitchen set yang lumayan mehong terkelupas karena kompor yang hampir tidak pernah padam.

Apakah semua itu berjalan mulus? Oh tidak semudah itu ferguso.

Kompor meledak karena kecapean, listrik diputus karena belum bayar, jualan hanya dapat Rp.8000, hutang sembako ke warung ditolak, lebaran hanya makan ayam KFC tidak ada ketupat, opor apalagi rendang.. kami sudah lalui dan rasakan semua itu.

Apakah sedih? Lebih dari sedih, saya merasa gagal sebagai suami, orang tua, sekaligus anak. Saya marah.. "Kapan semua akan kembali normal?!!" "Kapan wabah ini berakhir?!"

Apakah ada manfaatnya kemarahan saya? Nope alias zonk

Saat itu diri saya dikendalikan oleh ekspektasi. Semakin saya berkutat dengan asumsi dan ekspektasi, semakin saya tersiksa.

Ketika malam, saya membayangkan besok akan ada orang yang salah tranfer ke rekening saya, dan saya tiba-tiba memiliki banyak uang, disaat itu sayalah yang menyiksa diri saya, bukan keadaan.

Keadaan adalah statis, ekspektasi kita yang elastis.

Keinginan kita yang ingin cepat selesai dari masalah keuangan, cepat lunas hutang, dan tidak suka dengan keadaan, membuat ekspektasi kita hidup dan bermain liar, dia membangun sebuah gambaran imajinasi, memberikan sedikit rasa nikmat yang palsu diruang imajinasi, bisa datang ke dealer beli cash mobil, bisa datang ke bank sambil bawa uang sekoper buat lunasin KPR, dan lain sebagainya.

Semakin saya berontak akan keadaan semakin ekspektasi membuat saya terbuai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun