"Zaman memang sudah banyak berubah, tak ada yang abadi, tak ada yang konsisten, tak ada kejujuran, yang tersisa untuk masalalu hanyalah sejarah" . Begitulah kira-kira narasi yang coba dibangun oleh seorang Sastrawan terkenal Indonesia, Pramoedya Ananta Toer sekitar Belasan sampai Puluhan Tahun yang lalu.
Dalam berbagai keadaan dari sekian banyak pengalaman (jangan pernah remehkan pengalaman, karena ia adalah guru terbaik, Albert Einstein) perubahan tak pernah menjanjikan bahwa ia akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.Â
Begitupun halnya dengan HmI saat ini (Himpunan Mahasiswa Islam, OKP tertua yang pernah ada) yang masalalunya dikenal sebagai organisasi pencetak kader-kader Idealis, yang pada masalalunya dikenal sebagai organisasi Harapan Masyarakat Indonesia (menjadi harapan tentunya ia membawa sebuah Sifat Khusus Dari Tuhan), yang pada masadulunya segala yang baik-intelek-doa-dakwah-Siar Agama dan segala hal terbaik lainnya kini juga mulai banyak melakukan perubahan (melakukan perubahan atau berubah, entahlah), saya menyebutnya stagnasi.
Sekarang ia mulai tidak dikenal lagi di kalangan Mahasiswa apalagi Masyarakat (dikenal dalam artian diharapkan, diagungkan, diinginkan) karena terlalu banyak kepentingan yang sebenarnya tidak penting untuk kemudian dijadikan sebagai sebuah kepentingan yang mengakibatkan rusaknya Citra Organisasi.
Politik Identitas, kekuasaan, jabatan adalah faktor utama yang menyebabkan keterpurukan ini terjadi. Dari berbagai analisa yang penulis lakukan, ternyata faktor penyebab tersebut juga bermula dari miskinnya pengetahuan dan penguasaan akan materi-materi wajib di HmI, karena kepala organisasi lupa akan hakikat perjuangan atau memang sengaja melupakan.
Mahasiswa baru kini tak lagi merupakan target utama para pengurus Organisasi karena mereka terlalu sibuk dengan urusan pribadi (entah apa urusan itu). Memang ini adalah keadaan yang seharusnya terjadi, karena mereka mungkin takut mencetak kader untuk menjadi seorang kritis yang kelak akan membuat setiap percakapan yang terjadi dalam wilayah organisasi hanya berisi kritik terhadap............. Mereka.
Catatan akhir penulis,
"Konsistensi memang bukan sebuah tuntutan baru bagi setiap orang, tapi pembaruan tetap selalu dibutuhkan, sehingga mereka tak perlu tercengang ketika melihat suatu tindakan yang Inkonsisten".
YAKIN USAHA SAMPAI
Deddy Riswanto Yakusa, Senin 02 September 2019. Sebuah catatan miring.