Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Liga 1 Menyamai English Premier League

30 November 2021   18:00 Diperbarui: 1 Desember 2021   03:36 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahmad Darmawan saat menjadi pelatih Madura United. Sumber: Kompas.com/Suci Rahayu

Selama ini, saya berpikir kalau sepak bola Indonesia mirip sepak bola di Inggris. Bukan soal prestasinya, melainkan segala fenomena menyedihkannya.

Salah satunya adalah fenomena suporter rusuh yang mirip dengan zaman 'jahiliyah' suporter Inggris sebelum terkena sanksi oleh UEFA akibat kerusuhan di laga Liverpool kontra Juventus. Suporter Indonesia pun menirunya.

Walaupun kemudian, sekarang "parameter" kerusuhan suporter Indonesia mirip dengan suporter Italia. Suporter Italia gampang mengamuk, rasis, dan suka menyalakan flare saat pertandingan berlangsung.

Untuk poin rasis, suporter Indonesia menurut pengamatan sekilas saya, sekarang sudah bisa dikatakan tidak ada. Namun, untuk dua poin lainnya, masih ada.

Flare dari suporter AC Milan di San Siro, Milan (8/1/2017). Rossoneri menang 1-0 atas Cagliari. Sumber: AFP/Filippo Monteforte/via Bola.com
Flare dari suporter AC Milan di San Siro, Milan (8/1/2017). Rossoneri menang 1-0 atas Cagliari. Sumber: AFP/Filippo Monteforte/via Bola.com

Flare di suporter Indonesia pada laga Bali United vs Persija (14/12/2018). Sumber: Tribun Bali/Alfonsius Alfianus/via Kompas.com
Flare di suporter Indonesia pada laga Bali United vs Persija (14/12/2018). Sumber: Tribun Bali/Alfonsius Alfianus/via Kompas.com

Baca juga: Menelusuri Penyebab Kerusuhan Suporter di Indonesia

Meski begitu, saya masih lebih suka menyamakan Indonesia dengan Inggris. Kenapa?

Sepak bola Inggris masih cenderung kurang ramah dengan pelatih dan pemain lokal. Lihat saja, klub-klub Inggris yang berprestasi di kancah Eropa dan domestiknya, kekuatan intinya ada di pelatih dan pemain asing.

Untuk poin ini, mungkin di lain waktu akan saya uraikan secara khusus. Karena, saat ini, saya ingin mengajak pembaca untuk melihat fenomena unik yang kebetulan sangat segar di mata penggemar sepak bola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun