Ketika Di Maria ditarik keluar, De Paul bisa dikatakan masih mampu membantu transisi permainan Argentina. Bahkan, hingga menit-menit kritis di babak kedua.
Beruntungnya, Scaloni juga memasukkan pemain-pemain tepat seperti Guido Rodriguez untuk menggantikan Paredes, Nicolas Tagliafico yang menggantikan Giovani Lo Celso, dan Exequiel Palacios menggantikan Di Maria.
Tiga pemain ini bisa mengimbangi determinasi De Paul, terutama dalam bertahan. Itu membuat De Paul kemudian seperti bergeser sedikit di depan bersama Acuna. Dua pemain ini yang kemudian berupaya mempertahankan determinasi dan mencoba selalu berada di sekitar Messi ketika menyerang.
Apa yang dilakukan Scaloni membuat pergantian pemain yang dilakukan Tite seperti tidak berjalan dengan baik. Padahal, taktik Tite untuk Brasil yang memburu gol penyama kedudukan tidak salah.
Hanya saja, taktiknya sudah terbaca, karena memang ketika situasi sudah sangat genting, pemain yang bisa diandalkan adalah Neymar. Ketika hal itu terjadi, para pemain Argentina sudah siap.
Mereka secara bergantian mengawal Neymar dan mengambil risiko untuk melakukan pelanggaran dan menerima kartu kuning. Inilah yang akhirnya membuat Argentina bisa meredam Brasil.
Mereka tidak malu untuk bermain bertahan, karena memang lawannya sebenarnya punya kualitas tinggi dalam menyerang. Brasil sebenarnya tidak kehilangan ketajaman. Tetapi, mereka gagal menguasai permainan, secara imbang antara teknis dan nonteknis.
Itu mungkin terjadi, karena Brasil kurang mendapatkan tantangan besar sedari awal seperti Argentina di fase grup yang harus langsung menghadapi tiga lawan berat. Chile, Uruguay, dan Paraguay.
Mereka pun kemudian terlihat kesulitan menghadapi Chile di perempat final, dan Peru di semifinal. Artinya, tanda-tanda akan tersendatnya langkah Brasil untuk merengkuh trofi juara sudah mulai tercium sejak sebelum final dimulai.
Memang, segalanya bisa terjadi dalam 90 menit yang aktual. Namun, kita terkadang perlu melihat tanda-tanda prapertandingan yang siapa tahu dapat memberikan kunci jawaban terkait siapa yang bisa mencium trofi di final.