Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengolah Rasa dan Pentingnya Menyesuaikan Tulisan dengan Tempatnya

29 Juni 2021   20:34 Diperbarui: 30 Juni 2021   12:25 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis dengan memanfaatkan beberapa media. Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko

Tulisan pertama saya di ranah kreatif yang saya ingat bukan puisi, cerpen, apalagi artikel. Melainkan naskah teater. Ada juga yang menyebut naskah untuk pertunjukan di panggung adalah naskah lakon.

Sejak itu, saya punya harapan untuk bisa menjadi penulis. Sampai akhirnya, saya "menyasar" ke bilik Kompasiana. Tulisan kreatif yang saya tulis pun kemudian jauh dari jenis tulisan pertama saya.

Namun, sebelum berjalan di aspal Kompasiana, saya memulai perjalanan di blog. Tulisan pertama adalah semacam pengenalan diri.

Disusul dengan tulisan-tulisan lain. Sebagian besar juga olahraga dan sepak bola. Kemudian, sempat ada di fase saya menggandrungi puisi, walaupun tulisan saya masih lebih dekat ke prosa.

Sempat juga saya membahas musik dan buku cerpen. Sampai akhirnya berani melangkah ke Kompasiana.

Di sini, awalnya saya ingin fokus ke satu hal. Tapi, akhirnya saya mencoba menulis hal-hal lain, seperti Humaniora, Hobi, hingga Fiksiana.

Saya menjadikan Kompasiana juga seperti di blog, yaitu sebagai media eksplorasi keberanian menulis. Bedanya, di Kompasiana tulisan yang saya buat sebisa mungkin masih ada kecenderungan untuk bisa dibaca dan dimengerti oleh pembaca yang tidak perlu mengenal saya.

Sedangkan, di blog, biasanya tulisan saya cenderung lebih mengekspresikan siapa saya. Bahkan, kalau diperhatikan secara jeli, tulisan di blog saya cenderung ada fase-fase semacam self healing.

Ilustrasi self healing namun dengan meditasi. Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio
Ilustrasi self healing namun dengan meditasi. Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio
Seperti ketika saya sempat membuat semacam ocehan super panjang terkait bagaimana proses kreatif saya dalam menulis. Tulisan yang di satu sisi adalah sebagai media penumbuh kepercayaan diri saya, bahwa saya sudah mulai menemukan "tongkat untuk berjalan".

Tetapi, di sisi lain, tulisan itu juga menjadi bumerang ketika dibaca oleh orang yang tahu apa yang sedang terjadi pada saya. Ketika saya sedang terpuruk dan menghilang dari "peradaban", tetapi seolah-olah berupaya memotivasi orang lain.

Sejak itulah, saya kemudian sadar, bahwa orang lebih peduli dengan orang yang sakit batuk atau yang sakitnya dapat menjemput ajal. Dibandingkan, mempedulikan orang yang terlihat baik-baik saja secara fisik, tapi sebenarnya sedang krisis identitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun