Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membiarkan Orang Lain Mempunyai "Dunianya" Sendiri

31 Mei 2021   22:19 Diperbarui: 1 Juni 2021   15:13 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang menikmati dunianya sendiri. Sumber: Pexels/Kerde Severin

Maka dari itu, kalau kita memaksa orang lain untuk bersifat dan bersikap sama di mana pun orang itu berada dan di waktu apa saja dia terjaga, itu adalah tindakan konyol. Itu sama seperti kita berusaha menyamaratakan hewan karnivora dengan herbivora.

Mereka yang sudah terlihat jelas spesifikasinya saja, tidak jarang memiliki perbedaan sikap terhadap manusia, apalagi kita yang merupakan makhluk yang doyan makan apa saja. Artinya, kita masih sangat sulit untuk saling mengenal dan saling menilai.

Bukan hanya karena di antara kita saling tidak menerima penilaian orang lain. Tetapi, juga karena kita sendiri masih belum sepenuhnya akurat dalam menilai diri kita sendiri.

Kenapa bisa begitu?

Karena ada waktu dan ruang. Waktu menjadi pemegang peran penting dalam membentuk kepribadian kita. Begitu juga dengan ruang. Di mana kita tinggal, di sanalah ada akar dari tumbuh dan berkembangnya diri kita.

Artinya, kalau kita saja masih terus belajar dan berusaha mengenal diri sendiri, maka itu juga berlaku pada orang lain. Logika sederhana ini juga nantinya dapat membuat kita menjadi lebih bijak dalam menilai orang lain, termasuk melihat orang lain mempunyai "dunianya" sendiri.

Ilustrasi orang yang sudah menemukan dunianya sendiri. Sumber: Pexels/Teddy Yang
Ilustrasi orang yang sudah menemukan dunianya sendiri. Sumber: Pexels/Teddy Yang
Terkadang, kita seperti lupa, kalau orang-orang yang tinggal serumah belum tentu mempunyai "dunia" yang sama. Antara ayah dan ibu, bisa saja mempunyai "dunia" yang berbeda.

Antara orang tua dan anak, bisa juga mempunyai "dunia" berbeda. Bahkan, antara kakak dan adik juga punya "dunia" yang berbeda.

"Dunia" itu tentu berkaitan dengan kenyamanan. Kenyamanan pula yang kemudian menjadi landasan seseorang untuk berekspresi, termasuk di media sosial.

Gayamu adalah gayamu, gayaku adalah gayaku. Itu yang seharusnya bisa kita pahami dan praktikkan bersama dalam berkehidupan di media sosial.

Ada orang yang suka selfie? Biarin aja! Sumber: Pexels/Dominique Roellinger
Ada orang yang suka selfie? Biarin aja! Sumber: Pexels/Dominique Roellinger
Malang, 31 Mei 2021
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun