Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Ramadan Masa Kecil: Ada Maling tetapi Ketuk Pintu?

19 April 2021   14:00 Diperbarui: 19 April 2021   14:01 1894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengetuk pintu. Sumber: iStock via Tribunnews.com

Tetapi, sekali lagi, kalau sedang momen Ramadan dan dengan lokasi berdekatan masjid, maka bangun sahur sebenarnya bukan masalah besar. Karena, saat itu juga tidak ada orang yang begadang, khususnya di rumah saya.

Hanya saja, keberadaan orang-orang membangunkan untuk bersahur seperti hal yang sepaket dengan Ramadan. Mungkin.

Lalu, suatu hari ketika Ramadan saat itu, saya terbangun oleh suara ketukan di pintu. Suara itu kemudian muncul lagi, dan otomatis membuat saya menuju ruang tamu.

Tetapi, setelah saya mengintip lewat kaca--rumah saya ada kaca besar selain kaca nako, ternyata tidak ada orang. Meski begitu, saya bisa melihat ada tanda orang telah masuk ke beranda rumah, karena gerbang kecil penutup beranda rumah telah tidak seperti sebelumnya.

Saya melihat itu seperti suatu keanehan sekaligus khawatir. Itu yang kemudian saat fajar terlihat, saya menceritakan ke orang di rumah, kalau semalam ada maling.

Orang rumah tentu langsung tertawa, karena sebenarnya itu adalah ulah orang yang membangunkan untuk sahur. Kebetulan, saya memang tidak dibangunkan untuk sahur oleh orang di rumah karena sedang sakit.

Dan, ketika saya terbangun oleh suara ketukan itu, juga ketika di momen tertentu, memang tidak ada suara gaduh, melainkan hanya ketukan-ketukan di pintu. Mereka yang melakukannya pun tidak seperti tamu yang harus menunggu orang di dalam rumah membukakan pintu.

Itulah kenapa, ketika saya terbangun dan kemudian menuju ruang tamu, mereka langsung pergi. Bahkan, mungkin mereka menggunakan metode tertentu saat melakukannya.

Seperti, melakukan satu kali ketukan dengan jeda, lalu disusul ketukan kedua. Setelah itu, mereka pergi, alias menuju rumah lain.

Ini juga mungkin akan bervariasi, kalau rumahnya memiliki tipe-tipe tertentu. Seperti, memiliki rumah yang panjang ke belakang, alih-alih kotak. Maka, perlu beberapa kali ketukan, bahkan juga kalau ada bel, maka bel itu dipencet.

Hanya saja, yang membedakan praktik mereka membangunkan sahur dengan bertamu adalah keberadaan panggilan sahur. "Sahur, sahur! Pak, Bu, sahur!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun