Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Usaha Romelu Lukaku Membawa Inter Milan Meraih Scudetto

3 Maret 2021   19:01 Diperbarui: 5 Maret 2021   02:44 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romero Lukaku jadi andalan Inter Milan untuk merengkuh gelar scudetto musim 2020/2021.| Sumber: Giuseppe Cottini/NurPhoto via Kompas.com

FC Bayern Munchen yang dapat menjuarai Piala Dunia Antarklub 2020 saja sudah kehilangan jatah bermain di DFB Pokal 2020/2021. Itu terbukti, bahwa jadwal padat juga tidak bisa ditaklukkan oleh klub terbaik Eropa dan dunia 2020 tersebut.

Jika diturunkan ke level domestik, tidak semua klub yang terbaik di liga mampu memboyong semua gelar dalam satu musim kompetisi domestik. Kecuali, klub tersebut adalah "titisan" Saitama di "One Punch Man", seperti Paris St. Germain, Bayern Munchen, atau Juventus.

Mereka akan bisa dan pernah merasakan kemampuan mendominasi kompetisi domestiknya. Bahkan, Manchester City juga pernah melakukannya. Termasuk Glasgow Celtic yang pernah meraih treble winners kala dilatih Brendan Rodgers, pada 2016/17 dan 2017/18.

Tetapi, mereka juga bisa gagal meraih semua gelar domestik dalam satu musim. Faktornya sangat klasik sekaligus menjadi inti dari semua tindakan, yaitu konsentrasi.

Mulut di dekat mikrofon boleh berkata, "kami akan mencoba segalanya yang terbaik". Tetapi, tindakan di atas lapangan tidak serta-merta memuluskan apa yang diucapkan di wawancara/konferensi pers tersebut.

Artinya, Inter Milan saat ini sudah melakukan apa yang normal dilakukan oleh sebuah klub yang ingin juara, yaitu fokus. Sekalipun, konsekuensi "membuang" semua jatah bermain di kompetisi lain belum tentu menjamin keberhasilannya juara Serie A (scudetto), setidaknya ada upaya yang lebih masuk akal.

Sekali lagi, kita perlu ingat bahwa dalam penyebutan "titisan Saitama" di sana tidak ada nama Inter Milan. Malah, yang muncul adalah Juventus. Karena, memang Juventus pernah berada di fase yang dapat disebut overpower.

Nyaris tak terkalahkan di kompetisi domestik. Mereka hanya akan kalah kalau mereka sudah mulai mengendurkan pijakan pada pedal gas--biasanya menggunakan aktivitas mengendarai mobil sebagai analogi di permainan sepak bola.

Ini lazim dilakukan klub yang sudah merengkuh juara. Contohnya, yang terjadi pada Liverpool pascajuara Premier League 2019/20. Juventus seingat saya juga pernah mengalami kekalahan pascajuara Serie A.

Sebenarnya, kalau ditarik mundur lagi, Inter juga pernah terlihat sangat kuat. Tetapi, saat itu persaingan juara masih cukup terbuka antara Inter dengan AC Milan yang saat itu ada Ricardo Kaka, dan Inter ada Zlatan Ibrahimovic.

Artinya, melihat klub yang terlalu kuat di kompetisi domestik masih bisa disebut jarang. Bahkan, Manchester United di era Sir Alex Ferguson yang permainannya komplet juga tidak sepenuhnya selalu meraih semua gelar dalam satu musim dan/atau satu tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun