Bagi penganut permainan kolektif, menonjolkan satu pemain terasa berdosa. Tetapi, saya juga tidak ingin naif terkait fakta, bahwa Inter juga membutuhkan pemain yang menonjol di lapangan.
Khusus di musim 2020/2021, Inter bisa disebut sedang memberikan panggung kepada Romelu Lukaku. Striker asal Belgia itu kembali tajam di musim keduanya bersama I Nerazzurri (si Hitam-Biru).
Masih tajamnya Lukaku membuat Inter Milan juga seperti musim lalu, yang merupakan musim perdana Inter dengan Antonio Conte sebagai pelatih. Artinya, musim ini adalah musim kedua Conte juga di Giuseppe Meazza (San Siro).
Walaupun terlihat cukup buruk, karena gagal bertahan di kompetisi Eropa, juga gagal melaju ke final Coppa Italia untuk kedua kalinya. Tetapi, Inter saat ini berhasil menduduki puncak klasemen Serie A.
Memang, masih ada jarak "14 stasiun" lagi (saat artikel ini ditulis) yang perlu dikunjungi Inter Milan sebelum menuju akhir musim. Tetapi, itu terlihat seperti upaya memenangkan gim Solitaire.
Namun, tidak perlu memainkan gim ini pada jenis yang rumit. Cukup bermain dengan jenis Spider Two Suits. Di situ, kita akan melihat bahwa cara untuk menang adalah dengan membuat kompromi.
Tidak selamanya yang hitam harus ditaruh di urutan hitam. Hitam bisa ditaruh di urutan merah jika ingin membuka deretan kartu yang masih tertutup.
Artinya, perlu ada cara yang tidak menyenangkan untuk dapat menghasilkan sesuatu. Itu jika diasumsikan, bahwa deretan kartu yang seragam warnanya adalah pemandangan yang menyenangkan.
Lagipula memang tujuan akhirnya adalah menghasilkan deretan kartu yang sewarna. Tetapi, sebelum hal itu tercapai, kita tidak harus menderet kartu yang sewarna, agar dapat menghabiskan deretan kartu yang tertutup.
Secara hemat, saya asumsikan bahwa pola bermain gim Solitaire ini juga bisa diterapkan pada praktik sepak bola. Jika dihitung, klub yang mampu memenangkan semua kompetisi (baca: sempurna) dalam satu musim atau bahkan satu kalender, tidak banyak.