Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Steve Bruce: Sepak Bola Saat Pandemi adalah Moral Vs Finansial

11 Januari 2021   00:25 Diperbarui: 11 Januari 2021   09:13 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepak bola tetap berjalan sengit walau tanpa suporter di tribun. Gambar: AFP/Getty Images/Pool via Kompas.com

Sudah banyak klub mulai ketahuan sedang krisis dan harus melakukan pinjaman dana ke bank dengan syarat tertentu. Mereka sampai harus melakukan itu karena pemasukan selama kompetisi di masa pandemi sangat berbeda jauh dengan saat normal.

Salah satu indikatornya jelas pada minimnya suporter di stadion. Meskipun, mereka sempat berhasil mendatangkan suporter di stadion, itu hanya berjumlah sedikit.

Belum lagi dengan penjualan kaos replika dan pernak-pernik klub yang diyakini takakan selaris musim normal. Karena, sudah pasti banyak kelompok suporter yang juga kesulitan finansial.

Namun, ketika hal itu terjadi, kebutuhan administratif tetap harus berjalan. Itulah mengapa, mereka akhirnya harus mengutang pada bank khusus.

Selain itu, cara agar roda klub tetap berputar juga dengan terlibat dalam kompetisi. Jika mereka tidak berkompetisi, siapa yang akan memberikan pemasukan atau tunjangan kepada klub itu? Apakah sponsor akan bersedia untuk menggaji para pemain tanpa pernah mendapatkan pengaruh dari keberadaan kompetisi?

Sponsor bisa berani terlibat ke dalam klub sudah pasti karena klub itu berpartisipasi di dalam kompetisi. Dengan begitu, pasti akan ada dampak positif yang diperoleh sponsor ketika klub itu berlaga.

Hal ini juga berlaku pada sponsor besar yang biasanya terlibat langsung dalam kompetisi. Misalnya, stasiun televisi. Mereka memang merupakan media penyiaran, tetapi mereka juga mampu memberikan banyak uang kepada penggelar kompetisi.

Jika kompetisi tidak berjalan otomatis pihak penanggung jawab tidak akan mendapatkan pemasukan, karena tidak ada media penyiaran yang akan membeli hak siarnya. Itulah kenapa, akhirnya kompetisi sepak bola tetap berjalan di tengah pandemi, walau harus tertatih-tatih.

Seorang Steve Bruce bisa mendapatkan gaji walaupun tidak sebesar biasanya, pasti karena tetap ada kompetisi. Begitu juga seorang Sam Allardyce. Jika dia tidak berpikir tentang karier kepelatihannya, mengapa mau menerima tawaran West Bromwich Albion?

Allardyce ingin ada jeda. Gambar: Pool via Reuters via Independent.co.uk
Allardyce ingin ada jeda. Gambar: Pool via Reuters via Independent.co.uk
Padahal, sebagai orang Inggris pasti Allardyce lebih tahu kondisi di sekitarnya secara non-sepak bola. Maka, dia seharusnya bisa memikirkan keputusan terbaiknya jika dia merasa situasi akan sangat buruk jika sepak bola terus berjalan di tengah pandemi.

Karena, seseorang yang ingin menyelamatkan banyak orang juga perlu menyelamatkan diri sendiri. Jika orang itu belum tentu selamat, mengapa harus mengajak orang lain menepi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun