Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pertama Kali Menanti "Derby Merseyside" Sesemangat Ini

17 Oktober 2020   16:25 Diperbarui: 17 Oktober 2020   16:27 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duel Everton vs Liverpool kali ini patut disaksikan. Gambar: Premierleague.com

Sepak bola di segala penjuru dunia selalu memiliki derbi. Derbi bisa digambarkan sebagai pertandingan yang mempertemukan dua tim yang memiliki persaingan lebih sengit--dibanding pertandingan lainnya--dan tidak menutup adanya kepentingan nonsepak bola di dalamnya.

Jika memikirkan tentang derbi dalam sepak bola, pikiran terbesar pada penulis adalah El Clasico. Walau laga ini mempertemukan dua klub yang berbeda daerah, tetapi pertemuan antara Real Madrid dan FC Barcelona terasa lebih luar biasa dari derbi mana pun.

Setelah El Clasico, derbi paling sepadan adalah Derby d'Italia yang mempertemukan Juventus dengan Inter Milan, dan Derby Della Madonnina yang mempertemukan AC Milan dengan Inter Milan.

Alasan penulis menempatkan dua derbi itu adalah faktor rivalitas di dalam sepak bolanya. Seperti pertemuan Juve dan Inter yang sarat pengalaman terkait calciopoli beberapa waktu lalu.

Sedangkan pada derbi Milan, AC Milan dan Internazionale adalah dua klub yang bermarkas di tempat yang sama, San Siro. Hanya ketika Inter bertindak sebagai tuan rumah, nama venue tersebut diubah menjadi Giuseppe Meazza.

Walaupun ada yang menganggap rivalitas dua tim sekota itu sengit di lini nonsepak bola, tetapi penulis lebih fokus melihatnya dengan kacamata prestasi hebat yang pernah dicapai keduanya. Hal itu yang membuat derbi ini lebih bagus daripada Derby Manchester atau Derby London, yang terkesan masih ada ketimpangan secara prestasi.

Dua derbi tersebut cenderung tenar karena keberhasilan Premier League (EPL) menjangkau publik dunia, khususnya di Indonesia. Seandainya tidak demikian, derbi ini akan seperti Derby Glasgow (Glasgow Rangers vs Glasgow Celtic), Revierderby (Borussia Dortmund vs Schalke 04), atau Derby Istanbul (Fenerbahce vs Galatasaray).

Derbi-derbi itu sebagian besar hanya dirasakan dan diwujudkan oleh publik setempat. Sedangkan derbi di EPL cenderung dapat diramaikan pula oleh publik non-Inggris.

Selain dua derbi itu, Premier League juga memiliki derbi lainnya yang sebenarnya tidak kalah sengit dengan dua derbi tersebut. namanya Derby Merseyside. Merseyside itu semacam daerah--seperti provinsi--yang melingkupi Liverpool sebagai ibukotanya.

Ibukota tersebut menjadi rumah bagi dua klub yang bertetanggaan, yaitu Everton dan Liverpool. Everton lahir duluan dan sebelumnya bermarkas di Anfield. Namun, klub yang identik berwarna biru itu hengkang dari Anfield dan bermukim di Goodison Park sampai sekarang.

Sedangkan Liverpool FC adalah klub yang dibentuk oleh pemilik Anfield saat itu. Mereka kemudian menjadi saudara muda yang berprestasi mentereng hingga melampaui sang kakak.

Imbas dari prestasi dan ketenaran Liverpool, derbi Merseyside menjadi kurang menarik karena biasanya Everton masih kurang bisa menyaingi kekuatan Liverpool--termasuk prestasi. Dua faktor yang kemudian bisa sedikit melegakan kubu Everton saat derbi adalah keberadaan David Moyes dan performa Liverpool yang mulai tidak stabil.

Sebelum Moyes melatih Manchester United, ia adalah sosok penting yang menjaga Everton cukup konsisten di posisi 10 besar. Bahkan, sebelum Tottenham Hotspur mengalami kebangkitan untuk merangsek sebagai bagian dari Big Six--Man. United; Liverpool; Arsenal; Chelsea; Man. City; Spurs, Everton adalah salah satu klub berpengalaman untuk menjadi pengganggu perebutan klasemen di zona Liga Europa.

Apa yang dilakukan Moyes, membuatnya sangat disegani. Ia bahkan direkomendasikan langsung oleh Sir Alex Ferguson sebagai suksesornya di Manchester United. Namun, kepergiannya dari Everton tidak hanya membuat kariernya terjun bebas, Everton pun mengalami hal serupa.

Mereka mulai kesulitan menemukan manajer yang mampu membawa Everton minimal ada di 10 besar. Sampai kemudian pergantian manajer tiba pada giliran membuka pintu untuk pelatih gaek, Carlo Ancelotti.

Kedatangan Ancelotti mampu membentuk Calvert-Lewin menjadi striker haus gol. Gambar: AP/Cath Ivill via CNNIndonesia.com
Kedatangan Ancelotti mampu membentuk Calvert-Lewin menjadi striker haus gol. Gambar: AP/Cath Ivill via CNNIndonesia.com
Awalnya, publik menduga Ancelotti akan memilih bergabung dengan Arsenal yang kebetulan memecat Unai Emery. Namun, Arsenal memilih Mikel Arteta.

Keputusan yang sempat dipertanyakan. Karena, kapan lagi Arsenal dapat bekerja sama dengan pelatih yang mampu membawa setiap klubnya berprestasi, seperti AC Milan, Bayern Munchen, dan Real Madrid.

Namun, perjalanan takdir Don Carlo sepertinya memang untuk Everton. Meskipun di paruh akhir musim 2019/20, Everton tidak berhasil bersaing di zona Liga Europa, langkah mereka terlihat cukup baik.

Hal ini kemudian dipertegas dengan perjalanan awal The Toffes di EPL 2020/21. Jordan Pickford dkk. berhasil menyapu bersih 4 laga awal dengan kemenangan. Pencapaian itu mengirim mereka untuk sementara ada di puncak klasemen.

Melihat pemandangan itu, tidak dipungkiri bahwa derbi Merseyside kali ini akan berjalan menarik. Ada dua alasan yang dapat melandasinya.

Pertama, faktor pelatih. Kali ini dua klub itu memiliki dua pelatih yang sarat pengalaman dan berprestasi. Meski, Ancelotti disebut sebagai sosok yang bervisi "old school", tetapi tidak menutup kemungkinan akan merepotkan permainan Liverpool.

Duel Everton vs Liverpool juga menjadi duel taktik antara Ancelotti dan Klopp. Gambar: Bola.net
Duel Everton vs Liverpool juga menjadi duel taktik antara Ancelotti dan Klopp. Gambar: Bola.net
Jurgen Klopp pun masih memiliki peluang besar untuk membuat Liverpool tetap superior dibanding Everton. Faktor keberhasilan The Reds menuntaskan dahaga juara EPL bisa membuat Jordan Henderson dkk. tetap percaya diri meladeni tim yang sedang bersemangat seperti Everton.

Kedua, faktor pemain. Secara perlahan, skuad utama Everton diisi oleh pemain-pemain yang memiliki rekam jejak cukup bagus, dan sedang berada di level terbaiknya.

Seperti Yerry Mina dan Lucas Digne yang terlihat menyetel dengan barisan pertahanan Everton. Menariknya, keduanya memiliki keterkaitan dengan Barcelona.

Disusul oleh Andre Gomes yang kembali dapat diandalkan pasca cedera parah beberapa waktu lalu. Pemain timnas Portugal itu juga merupakan eks-Barcelona. Kehadirannya membuat lini tengah Everton tidak terlalu canggung untuk bertempur di zona tengah.

Hal ini semakin tertunjang dengan kehadiran James Rodriguez yang sedang disebut-sebut telah kembali menikmati permainannya. Datangnya James membuat aura optimistis menguat di kubu Everton.

Maklum, mereka kini tidak hanya kedatangan pelatih eks-jawara Liga Champions, tetapi juga pemain pemenang Liga Champions. Berdasarkan itu, tidak menutup kemungkinan level kepercayaan diri Everton saat ini akan lebih baik dibandingkan musim-musim sebelumnya.

Bagaimana dengan Liverpool?

Parameter klub hebat Liga Inggris saat ini ada pada mereka. Itu yang membuat dua faktor tadi termasuk tentang skuadnya, tidak perlu diragukan lagi. Hanya, faktor siapa yang dimainkan itulah yang nantinya bisa mempengaruhi pertandingan dan hasilnya.

Namun, berdasarkan apa yang sedang terjadi pada Everton dan Liverpool saat ini, justru menjadi pemandangan yang menarik untuk dinantikan. Menurut penulis, ini akan menjadi derbi Merseyside episode pertama yang mampu membuat publik penikmat EPL bersemangat untuk menanti jam sepak mulanya.

Pertandingannya pun diharapkan akan berjalan menarik dengan penuh kreasi dan ekseksui taktik pada para pemain di kedua klub tersebut. Derbi ini juga menjadi pertama kalinya bagi penulis untuk tidak berani menjamin (baca: memprediksi) kemenangan akan diraih Liverpool.

Bukan hanya karena faktor derbi yang identik dengan pertarungan harga diri. Tetapi, penulis lebih mengkhususkan pada dua faktor yang sudah disebut sebelumnya, bahwa kali ini secara pelatih dan skuad utama di kedua tim sedang tidak berbeda terlalu jauh.

Jikalau Liverpool menang, skornya bisa saja hanya tipis. Karena, Everton diprediksi tidak akan bermain tanpa mencetak gol.

Sedangkan jika Everton yang menang, skornya juga bisa saja tipis. Namun, jika si tuan rumah mampu memenangkan sisi mentalitasnya, maka bisa saja Liverpool kembali digasak secara sadis seperti saat mereka melawat ke markas Aston Villa.

Lalu, bagaimana dengan Anda? Tim mana yang Anda prediksi untuk menang di Derby Merseyside jilid satu musim ini?

~

Malang, 17 Oktober 2020

Deddy Husein S.

Terkait:

Bola.net, Tribunnews.com, CNNIndonesia.com, Detik.com 1, Detik.com 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun