Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Leeds United Disebut Box Office Premier League, Setuju?

20 September 2020   20:49 Diperbarui: 22 September 2020   15:10 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Leeds United. Mereka akan tampil di Premier League - kasta tertinggi Liga Inggris - musim 2020-2021. (GEORGE WOOD / GETTY IMAGES EUROPE / GETTY IMAGES VIA AFP)

Jika Leeds kembali bertemu dengan Liverpool--di paruh kedua musim, maka ada peluang bagi Liverpool untuk mengalahkan Leeds dengan sedikit lebih mudah. Alasannya, gaya main Leeds sebenarnya sederhana, seperti Liverpool yang sebenarnya juga sederhana.

Pasukan Klopp juga menerapkan pertahanan dengan garis tinggi seperti yang dilakukan Leeds. Artinya, peluang-peluang yang diciptakan oleh Liverpool juga bisa berawal dari kesalahan lawan. Inilah yang juga dilakukan oleh Leeds.

Seandainya Liverpool lebih fokus dan siap menghantam Leeds sedari menit awal, maka kejadian horor di pekan pertama musim ini tidak akan terjadi lagi. Itu artinya di poin pertama kelemahan Leeds adalah mereka bisa dikalahkan oleh tim yang memeragakan strategi yang sama.

Tim kedua adalah Manchester United. Jika melawan tim yang menunggu dan mengandalkan serangan balik, Man. United (nyaris) pasti kalah.

Tetapi, kalau mereka menghadapi tim yang percaya diri dalam menguasai bola, maka Man. United akan punya peluang besar untuk menang. Karena, mereka akan mengandalkan serangan balik cepat nan tajam--bola langsung dibawa/diarahkan sampai ke kotak penalti.

Hanya, persoalannya adalah apakah lini depan Man. United efektif dalam mengeksekusi peluang lewat serangan cepat atau tidak. Jika mereka seperti saat mengalahkan Chelsea di musim lalu, maka itu bisa diperagakan lagi saat melawan Leeds saat ini.

Tim ketiga adalah Tottenham Hotspur. Selama Spurs masih dilatih Mourinho, maka strategi terbaiknya adalah menunggu dan menyerang balik. Meski tidak selalu berhasil, tetapi cara ini paling tepat untuk menghadapi tim yang bermain secara 'kontemporer' seperti Leeds.

Bisa disebut kontemporer, karena secara formasi, Leeds bisa memperagakan formasi yang jarang digunakan oleh sepak bola masa kini. Misalnya dengan formasi 3-1-3-3 atau 3-3-1-3.

Formasi yang digunakan Bielsa saat menjamu Fulham (19/9) adalah 3-4-3/3-4-1-2. (Gambar: 11v11.com)
Formasi yang digunakan Bielsa saat menjamu Fulham (19/9) adalah 3-4-3/3-4-1-2. (Gambar: 11v11.com)
Penggunaan formasi 3 bek adalah formasi lama. Tetapi Bielsa memadukannya dengan gaya main masa kini yang praktis. Terbukti, tim yang sukses di musim lalu adalah tim-tim yang bermain sangat praktis.

Liverpool yang juara Premier League gaya bermainnya tidak serumit Manchester City. Juga Bayern Munchen yang menjuarai Liga Champions dengan peragaan bermain yang jelas, yaitu mengetahui titik-titik kelebihan mereka.

Seperti ketika mereka punya kelebihan di sisi sayap, maka mereka menggunakan itu untuk menghancurkan lawan. Jika mereka punya kelebihan di sisi tengah, maka mereka menggunakan itu untuk mendominasi lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun