Mereka terus menekan penguasaan bola Madrid dan terus menaikkan tempo permainan. Aliran bola juga cepat, dan teror mulai membayangi pertahanan Madrid ketika beberapa kali terjadi aliran bola yang sporadis dari area tengah maupun pertahanan Man. City ke pertahanan Real Madrid.
Hingga akhirnya terjadi momen yang sial bagi Raphael Varane, karena dirinya harus menjadi salah satu penyebab lahirnya gol kedua Manchester City. Bek asal Prancis itu sebenarnya berupaya memberikan backpass ke Courtois dengan kepalanya, namun niatnya telah terbaca oleh Gabriel Jesus.
Tanpa gocek, striker Brazil itu langsung mengarahkan bola ke arah gawang Courtois yang sebenarnya telah berupaya menutup celah. Skor berubah menjadi 2-1 untuk Manchester City dan bertahan sampai akhir pertandingan.
Manchester City pun lolos ke babak 8 besar dengan agregat 4-2. Suatu pencapaian yang bagus bagi skuad Pep Guardiola, karena mereka di musim sebelumnya merupakan semifinalis Liga Champions.
Mereka saat itu memang harus gagal melaju jauh karena dihentikan oleh Tottenham Hotspur. Kini, The Citizens bisa menapak tilas jejak sebelumnya dan berupaya memperkokoh misi mereka untuk menjadi jawara Liga Champions.
Tetapi, sebelum melangkah jauh untuk memprediksi nasib Manchester City di Liga Champions musim ini, alangkah baiknya kita kembali menengok faktor apa yang membuat Man. City dapat mengalahkan sang juara 13 kali di kompetisi tertinggi level klub Eropa tersebut.
Namun, keberuntungan sepertinya menaungi Manchester City, karena mereka ternyata bisa menerapkan taktik itu nyaris tanpa cela. Satu-satunya poin buruk Man. City ketika menerapkan strategi itu adalah efektivitas dalam memanfaatkan peluang.
Kedua adalah Manchester City memasang pemain-pemain yang tepat. Guardiola lebih memilih menurunkan trio Foden-Sterling-Gabsus dibandingkan Bernardo Silva dan Riyad Mahrez.
Keberadaan Phil Foden memang terlihat lebih berfungsi sebagai penyerang yang berperan untuk berebut bola dengan bek lawan, alih-alih mengkreasikan serangan. Itulah mengapa ketika Manchester City membangun serangan, bola sebagian besar menempati sisi kiri Man. City.