Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Curhat di Media Sosial Tidaklah Salah, tapi Jangan Lupakan Hal Ini

15 Juli 2020   06:03 Diperbarui: 18 Juli 2020   12:19 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang menumpahkan unek-uneknya di media sosial (Gambar: Shutterstock.com)

Lalu, bagaimana untuk survive dari kebiasaan curhat di medsos?

Daripada pusing bermedsos, lebih baik kuotanya untuk ngeblog. Gambar: Shutterstock
Daripada pusing bermedsos, lebih baik kuotanya untuk ngeblog. Gambar: Shutterstock
Berkarya. Itu adalah jawaban yang saat ini saya temukan. Berhubung saya tidak jago merangkai kegelisahan dengan kekuatan verbal, maka saya tidak menjadi pendemo melainkan penulis--semi amatir.

Memang, sampai sejauh ini tidak banyak tulisan yang berkaitan dengan keresahan pribadi yang muncul sebagai tulisan. Tetapi, itu sudah menjadi bagian dari cara menangkal keinginan untuk curhat di medsos.

Justru, inilah yang saya sukai ketika mampu berkarya dengan tulisan sekalipun itu tak menyangkut hal-hal pada diri saya. Karena, ketika saya sudah menghabiskan waktu untuk menulis sesuatu biasanya jatah untuk memikirkan masalah yang saya alami akan berkurang.

Hasilnya, saya lebih mendekati sebagai sosok yang bodo amat dan go ahead. Itulah yang saya butuhkan, karena saya tahu bahwa tipikal orang seperti saya akan sulit untuk bersikap bodo amat.

Ketika sedang dirundung masalah yang bertubi-tubi, terkadang sikap ini diperlukan. Tujuannya agar tubuh dan pikiran tidak rapuh. Jika sampai demikian, tentu akan sangat negatif dampaknya.

Langkah saya untuk membuat kebiasaan curhat di medsos berkurang hingga (nyaris) hilang sepenuhnya adalah dengan cara-cara sedemikian rupa. Memang, ini belum tentu worth it bagi Anda, tetapi saya menemukan kebenaran bahwa apa yang dilakukan secara berlebihan meski itu untuk tujuan yang baik, tetap saja akan menjadi tidak baik.

Curhat di medsos memang bisa menjadi salah satu obat penawar rasa sakit--mental. Tetapi sama halnya dengan minum obat dengan melebihi dosis yang dianjurkan, akan membuat tubuh menjadi ketergantungan dan lebih rapuh dibandingkan sebelumnya.

Curhat di medsos identik dengan mencari perhatian. Tetapi jika terlalu sering juga akan seperti orang yang terus pamer kekayaan di medsos (Gambar: Shutterstock)
Curhat di medsos identik dengan mencari perhatian. Tetapi jika terlalu sering juga akan seperti orang yang terus pamer kekayaan di medsos (Gambar: Shutterstock)
Hal ini juga seperti yang dilakukan oleh orang yang curhat di medsos. Apakah semua masalah akan selesai lebih cepat dengan melakukan hal itu? Apakah orang yang sering curhat kemudian selalu ditanggapi atau mendapatkan perhatian?

Bagaimana jika kemudian ada orang yang menjadi adiktif terhadap perhatian itu? Karena, tak bisa dipungkiri bahwa akan ada orang yang menjadi haus terhadap perhatian, dan ia akan terus membuat curhatan-curhatan di medsos sampai orang lain menganggapnya sebagai toxic.

Jadi, selama Anda bisa berusaha dalam menghadapi segala permasalahan, lebih baik hadapi dengan tindakan ala silent reader. Saya pun belajar dari kebiasaan orang-orang di grup obrolan yang hanya diam tapi--saya duga--membaca dengan seksama. Alangkah indahnya jika itu juga dilakukan untuk menghadapi masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun