Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seandainya Barcelona Tidak Menyaingi Keglamoran Real Madrid

30 Mei 2020   06:17 Diperbarui: 30 Mei 2020   12:03 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barcelona juga mulai disponsori brand komersial, tidak lagi memamerkan UNICEF di jersey depannya. Gambar: Antara/AFP/Josep Lago

Berbeda dengan Barcelona yang konsisten di La Liga dan sangat diperhitungkan di pentas Eropa meski tak sepenuhnya digdaya. Meski demikian, publik selalu memaklumi, karena Barcelona sebenarnya tak sepenuhnya diisi dengan bintang-bintang--jika mengartikan pemain yang dibeli adalah bintang.

Hanya, situasinya kini mulai berbeda, karena Barcelona terlihat menuju ke arah Galacticos. Terbukti, dalam 3 musim terakhir, Barcelona mampu mendaratkan beberapa pemain dengan banderol tinggi. Ousmane Dembele, Phillipe Coutinho, dan tentunya Antoine Griezmann.

Seolah tidak puas, Frenkie De Jong pun didatangkan. Beruntung Matthijs De Ligt gagal merapat ke Barcelona.

Jika berhasil, mungkin nasib finansial Barcelona akan lebih kacau lagi. Hal ini kemudian terkuak ketika tanpa kita harapkan, muncul pandemi covid-19.

Dunia terkena dampak, begitu pula dengan sepak bola. Banyak kompetisi berhenti dan banyak pula pihak klub yang akhirnya harus mengeluarkan sistem pemotongan gaji termasuk Barcelona.

Uniknya, Barcelona menjadi klub yang mengharuskan pemainnya dipotong gaji sampai 70%. Jumlah ini bahkan 2x lebih tinggi dari apa yang dilakukan Real Madrid yang memilih potong gaji secara "normal", 30%.

Ini tentu pertanda bahwa Barcelona telah terkena dampak dari pola kerja mereka yang mulai meniru Real Madrid, dan tentunya masih adanya Messi. Memang keberadaan Messi menguntungkan secara teknis dan non-teknis, namun pada akhirnya juga menyulitkan Barcelona sendiri.

Mereka memang harus membuat tim tetap berkualitas, namun mereka terlihat tidak sabar dalam membangun tim. Seolah mereka lupa, bahwa mereka memiliki akademi yang pernah menghasilkan Carles Puyol, Xavi Hernandes, Andres Iniesta, Cesc Fabregas, Pep Guardiola, hingga tentunya Lionel Messi.

Bahkan, mereka juga pernah menaungi striker jempolan milik Inter Milan dan Paris St. Germain (PSG), Mauro Icardi. Lalu, mengapa Barcelona kini justru berfoya-foya memboyong banyak pemain hebat dan di kurun waktu yang berdekatan?

Inilah yang disayangkan, karena jika mereka cukup bersabar dalam membangun tim dan membeli pemain bintang secara bertahap--toh masih ada Messi, maka situasi finansial mereka tak akan terganggu.

Penampilan Messi mirip saat 2015. Apakah Barcelona akan kembali juara UCL? Gambar: Twitter/@FCBarcelona
Penampilan Messi mirip saat 2015. Apakah Barcelona akan kembali juara UCL? Gambar: Twitter/@FCBarcelona
Jika begitu, maka Messi pun tak perlu merasa harus kembali muda seperti saat terakhir kali menjadi juara Liga Champions bersama Luis Enrique.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun