Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Meski Introvert, 3 Tradisi Menjelang Lebaran Ini Menyenangkan

18 Mei 2020   22:50 Diperbarui: 18 Mei 2020   23:45 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Antara Foto/GALIH PRADIPTA

Kini, saya akan membahas keterkaitan antara karakter dasar saya yang "asyik sendiri" dengan pernak-pernik tradisi menjelang Lebaran. Apa saja?

Ilustrasi petasan kembang api. Gambar: Shutterstock via Kompas
Ilustrasi petasan kembang api. Gambar: Shutterstock via Kompas
Pertama, saya ternyata masih suka melihat anak-anak--dulu adalah teman sebaya--bermain petasan. Tentu saat itu saya belum begitu terkaget-kaget jika ada bunyi petasan.

Saat saya masih kecil, saya suka melihat tetangga menyalakan petasan. Rumah saya saat itu ada terasnya yang luas. Bahkan bisa menjadi kamar kost-an saya saat ini.

Dari tempat itu saya sudah bisa melihat teman sebaya bermain petasan. Mengapa saya tidak join? Entahlah, saya juga tidak tahu alasannya saat itu.

Namun jujur saja, ketika momen Lebaran akan tiba, ini adalah yang saya rindukan. Ditambah jika ibu saya yang juga sebenarnya introvert membelikan saya petasan kembang ataupun kembang api yang berbungkus merah itu.

Cukup dinyalakan di halaman samping rumah, saya sudah merasa seperti teman-teman sebaya tadi. Hehehe.

Kue apem identik untuk acara megengan. Gambar: Detikone.com
Kue apem identik untuk acara megengan. Gambar: Detikone.com
Kedua, megengan. Memang, saya paling tidak mau menjadi si tukang antar makanan. Karena, saya memang tidak nyaman menemui orang, meski itu tetangga saya dan saya tentunya mengenali mereka.

Lagi-lagi saya tak tahu alasan pastinya. Namun, adanya tradisi ini saya merasa bahwa beginilah indahnya menjadi makhluk Zoo politicon.

Ketiga atau yang terakhir, saya menyukai adanya proses berbagi zakat fitrah. Biasanya ini terjadi ketika saya masih sekolah. Bisa membeli beras lebih dari sekilo itu sesuatu bagi saya.

Begitu pula jika saya bisa membawanya ke sekolah. Ditambah orang tua selalu mendukung untuk kegiatan ini meski kami tahu, bahwa kami juga biasanya menjadi pihak yang menerima zakat.

Ilustrasi zakat fitrah. Gambar: Tribunnews/ENDRO
Ilustrasi zakat fitrah. Gambar: Tribunnews/ENDRO
Namun, dengan adanya tradisi berbagi zakat semacam ini, saya melihat bahwa berbagi itu sangat menyenangkan. Tidak perlu merasa pantas terlebih dahulu, namun cukup merasa bisa, maka itu sudah lebih dari cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun