Namun, sama seperti dilematis yang dialami sebagian kompetisi besar di Eropa, Serie A pun menjadi salah satu yang diharapkan dapat dilanjutkan. Pertimbangan secara teknis seperti situasi di klasemen yang masih ketat, hingga faktor logika medis terkait masa aktif virus (inkubasi) yang tidak kekal.
Italia juga disebut telah mengalami stagnasi terkait kurva dari penyebaran virus. Itulah yang membuat FIGC (federasi sepak bola Italia) optimis jika kompetisi dapat dilanjutkan. Mereka pun membuat keputusan secara resmi.
Dikabarkan Serie A akan dimulai tak jauh dari jadwal kembalinya berlatih seluruh tim. Secara bertahap, para pemain diimbau untuk kembali berlatih secara individu pada 4 Mei, dan akan bergabung dengan tim pada 18 Mei.
Sebelumnya, mereka juga perlu melakukan self quarantine untuk memastikan diri tidak membawa virus ketika telah bergabung dengan tim. Melalui kabar ini, kita bisa melihat bahwa Serie A menjadi sisi lain dari pesimisme yang sudah melanda kompetisi-kompetisi lain.
Secara optimis, Serie A memilih melanjutkan kompetisi dan telah mengeluarkan pula jadwal untuk kembali berlatih bagi semua pemain dan klub. Apakah langkah Serie A akan diikuti oleh negara lain?
Bagaimana dengan Premier League, si pemilik hak siar yang tinggi itu? Apakah mereka dapat menentukan jadwal untuk kembali kompetitif?
Kembalinya Serie A dalam waktu dekat diharapkan tak membuat kompetisi lain asal ikut melakukan hal yang sama. Mereka harus melihat dan menganalisis situasi negaranya masing-masing. Mereka juga harus memiliki formula tersendiri, menyesuaikan apa yang terjadi di kompetisinya.
Serie A bisa saja dimaklumi, karena mereka memiliki dua landasan tersebut. Meski pertimbangannya belum tentu akurat, namun langkah optimistis itu patut diapresiasi.
Tentu ada keputusan, ada konsekuensi. Diharapkan Serie A telah mengantongi solusi yang tepat untuk menghadapi konsekuensi-konsekuensi yang bisa saja akan terjadi.
Selamat menonton Serie A lagi, Tifosi!
Stay watching football in home!
Malang, 1 Mei 2020
Deddy Husein S.
