Casemiro cukup mendekati. Bisa saja dikarenakan ada Luka Modric dan Kroos yang membuat perannya lebih spesifik untuk membantu Raphael Varane dan Sergio Ramos yang mulai tergerus usia.
Namun, yang menjadi tantangan tentu adalah popularitas. Pemain yang hanya fokus bertahan, tetap di tengah, dan tidak mampu menciptakan peluang apalagi mencetak gol, akan sedikit terlupakan ataupun tenggelam dibandingkan rekan-rekannya.
Posisi gelandang bertahan memang krusial, namun seringkali terlihat tak spesifik. Tidak seperti saat kita harus mengenal kiper atau pun penyerang yang mana perannya sudah sangat jelas, menahan gawang dari kebobolan atau mencetak gol sebanyak-banyaknya.
Itulah yang membuat pemain-pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan mulai sering didorong ke depan--ketika sedang menyerang--sesering mungkin dibandingkan di era sebelumnya. Catatan gol pun dianggap mentereng, padahal peran mereka sebenarnya untuk membuat clearances, intercepts, dan tackles.
Jadi, jika melihat Marc Klok tidak lebih baik dibandingkan Wiliam Jan Pluim secara ofensif, patut dimaklumi. Karena perannya memang untuk membantu pertahanan dan menjembatani lini belakang ke tengah saat menyerang, bukan mencetak asis maupun gol. Itu bonus.
Lalu, mengapa harus menyebut Obi Mikel di saat masih ada banyak gelandang bertahan yang populer dewasa ini?
Alasannya adalah tentang kabar pemutusan kontrak antara dirinya dengan klubnya asal Turki, Trabzonspor.
Diketahui eks kapten timnas Nigeria itu melanjutkan kariernya di Super Lig, liga utamanya Turki dan membela Trabzonspor yang saat ini sedang berada dalam daftar pemburu gelar liga musim 2019/20. (Goal.com)
Meski semua pertandingan sepak bola sudah tanpa penonton--termasuk Super Lig, tetap saja tidak ada yang tahu-menahu tentang siapa yang sedang terindikasi virus tersebut--meski sudah ada peraturan cek suhu badan. Itulah yang membuat Mikel ingin liga dihentikan seperti Premier League dan kompetisi lainnya. Bahkan, Euro 2020 juga diundur ke 2021 (Goal.com).
Secara global, semua sudah memasang alarm kewaspadaan terhadap corona. Bahkan Liga 1 juga dihentikan, termasuk Liga Primer Malaysia yang lebih dahulu berhenti karena (pemerintah) Malaysia juga melakukan lock down.