Di sini penulis tidak akan menyajikan semua jenis pekerjaan dan status pekerja yang masih tetap menunaikan tanggungjawabnya saat covid-19 merajalela. Tujuannya, agar bagi pembaca maupun penulis lain dapat juga mengulas bidang pekerjaan lain yang sesuai dengan kedekatannya masing-masing.
Pertama, adalah karyawan minimarket. Sebagai orang merantau, penulis masih sangat bergantung dengan barang-barang ataupun bahan pangan yang dijual di minimarket. Penulis tentu tidak bisa memprediksi bagaimana jadinya jika semua minimarket tutup.
Itulah mengapa, penulis angkat topi kepada para karyawan minimarket yang masih setia melayani para konsumen yang tentunya tidak diprediksi apakah mereka membawa bibit virus tersebut atau tidak. Penulis pun yakin bahwa mereka sudah dibekali hal-hal yang dapat mencegah tubuhnya terkena virus meskipun setiap hari harus berinteraksi dengan pembeli.
Kedua, tidak jauh-jauh dari karyawan minimarket, yaitu penjual makanan di warung dan penjual kebutuhan rumah tangga di toko kelontong. Berhubung keduanya hampir 11-12, maka penulis menjadikan satu saja dua profesi tersebut.
Sama halnya dengan karyawan minimarket, profesi mereka cukup rentan terhadap covid-19. Karena, mereka dipastikan tetap harus berinteraksi dengan banyak orang walau mereka tak mampu memprediksi apakah ada pelanggan yang mulai terkena dampak corona atau tidak.
Kegigihan mereka selain untuk mempertahankan siklus ekonomi, juga diprediksi telah berupaya untuk membantu orang lain yang tentunya masih memerlukan aneka kebutuhan pangan dan rumah tangga tersebut. Di sinilah penulis merasa salut kepada mereka dan juga tidak dapat berspekulasi seandainya mereka semua menutup usahanya meski untuk sementara---14 hari.
Berat!!
Ketiga atau yang terakhir adalah jurnalis. Penulis tidak mampu berandai-andai jika dunia ini menjalani 336 jam atau lebih tanpa berita aktual. Apakah kita akan mampu bertahan hidup tanpa melihat apa-apa?