Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan Arab Saudi Semakin Bahagia, Bagaimana dengan Indonesia?

11 Januari 2020   09:25 Diperbarui: 12 Januari 2020   09:35 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu suporter perempuan yang membentangkan bendera Real Madrid di laga perdana Piala Super Spanyol 2020, Jeddah (9/1). | Foto: Hassan Ammar/AP Photo

Kabar bahagia sepertinya sedang menggema di publik Arab Saudi, khususnya bagi perempuannya. Mereka yang selama ini disebut-sebut berada di bawah dominasi laki-laki, semakin menunjukkan kebebasannya untuk berekspresi.

Tentu, bagi mereka yang Muslim, mereka tetap terlihat sesuai dengan aturan agamanya dan tentunya dengan budaya yang sudah mengakar kuat di sana. Namun, satu hal yang ingin mereka capai adalah keberadaan mereka di publik.

Memang, mereka selama ini tidak hidup sepenuhnya terkungkung. Namun dengan batasan tertentu, mereka cukup sulit untuk eksis di publik. Salah satu contohnya adalah kemandirian untuk bekerja maupun untuk berada di jalan, alias berkendara.

Baru sekitar 2017, pemerintah Arab Saudi mulai mengizinkan perempuan untuk mengendarai mobil, tepatnya pada September 2017. Secara berturut, para perempuan juga akhirnya dapat merasakan atmosfer bekerja, bekerja di bandara, hingga kemudian dapat menonton pertandingan sepak bola.

Tepatnya pada 12 Januari 2018 (Liputan6.com), perempuan di Arab Saudi dapat menonton pertandingan olahraga paling terkenal di dunia itu di King Fadh International Stadium. 

Mereka akhirnya menjadi bagian dari dari para suporter bola yang dapat menyaksikan pertandingan-pertandingan klub besar di negeri King Salman tersebut.

Kini, momen itu kembali muncul dan semakin dapat dilihat oleh publik dunia. Karena, di Arab Saudi saat ini sedang digelar Piala Super Spanyol 2020 (9-12 Januari). 

Turnamen ini sebenarnya merupakan pertandingan yang biasanya mempertemukan antara juara La Liga dengan juara Copa del Rey atau runner-up La Liga jika ternyata ada satu klub yang double winners di musim sebelumnya.

Namun, kali ini Piala Super Spanyol digelar dengan format yang berbeda dan mirip dengan turnamen Piala Dunia Antar Klub. Bedanya ini hanya diikuti klub asal Spanyol dengan melibatkan lebih dari dua klub, tepatnya empat klub (Bolatimes.com).

Yaitu, Barcelona sebagai kampiun La Liga 2019, Valencia sebagai kampiun Copa del Rey 2019, Real Madrid sebagai runner-up La Liga, dan Atletico Madrid sebagai penghuni tiga besar La Liga.

Awalnya, terjadi polemik dalam penyelenggaraannya. Selain soal tempat, polemik juga terjadi karena uang yang diberikan tidak merata kepada klub yang berpartisipasi.

Seperti halnya pada kebiasaan sepak bola Spanyol dalam memberikan uang hak siar di La Liga yang terkesan jomplang antara duo raksasa Spanyol (Barcelona dan Real Madrid) dengan semua klub di bawahnya.

Ternyata hal ini juga tetap terjadi di gelaran Piala Super Spanyol yang padahal seharusnya pembagian uang kontrak turnamennya (hadiah) berdasarkan siapa yang menang, runner-up, posisi ketiga, dan keempat.

Namun, di sini pembagiannya berdasarkan status nama besar klub tersebut. Ironis, namun itu sudah menjadi kebiasaan mereka. Jadi, mau bagaimana lagi?

Terlepas dari sistem itu, ada satu hal lagi yang paling menarik dari tergelarnya Piala Super Spanyol ini, yaitu keberadaan penonton perempuan di tribun. Kabar yang paling mencolok tentu ketika partai pertama antara Real Madrid vs Valencia di King Abdullah Sport City Stadium, Jeddah (9/1).

Perempuan-perempuan di laga perdana (9/1). | Foto: Hassan Ammar/AP Photo
Perempuan-perempuan di laga perdana (9/1). | Foto: Hassan Ammar/AP Photo
Di laga itu, banyak perempuan yang tersorot kamera dan mereka tampak menikmati pertandingan itu yang tentunya merupakan momen bersejarah bagi mereka. 

Karena, mereka juga dapat lebih dekat dengan pemain-pemain dunia yang biasanya hanya dapat mereka ketahui di layar televisi -sekarang bisa streaming.

Suasana terlihat menyenangkan bagi perempuan di stadion (9/1). | Foto: Hassan Ammar/AP Photo
Suasana terlihat menyenangkan bagi perempuan di stadion (9/1). | Foto: Hassan Ammar/AP Photo
Keuntungan lain dari keberadaan penonton perempuan di stadion adalah semakin terlihat bersahabatnya atmosfer sepak bola di Arab Saudi bagi masyarakat. 

Karena ketika perempuan dapat masuk ke stadion, berarti anak atau keluarga juga akan aman di sana. Anak-anak yang ingin menonton pasti akan terasa nyaman dan aman ketika ada ibunya.

Suporter perempuan di King Abdullah Stadium (9/1). | Foto: Hassan Ammar/AP Photo
Suporter perempuan di King Abdullah Stadium (9/1). | Foto: Hassan Ammar/AP Photo
Dari peristiwa itu, kita dapat mengapresiasi langkah negara seperti Arab Saudi yang awalnya sangat ketat dalam mengatur kehidupan perempuan kini menjadi lebih longgar dan dapat disebut manusiawi. Karena, perempuan, sekali lagi adalah manusia. Mereka juga memiliki akal dan hak untuk berekspresi.

Toh, perempuan juga sudah tahu bagaimana cara untuk tetap berbudaya ala negaranya, dan tentu tetap berada dalam aturan agamanya yang dianut. 

Sehingga dengan dipermudahnya akses mereka ke publik, mereka justru akan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap negaranya seperti perempuan-perempuan di negara lain. Bahkan, sudah banyak perempuan di segala penjuru dunia yang eksis sebagai perempuan-perempuan berpengaruh.

Jadi, mengapa tidak untuk perempuan Arab Saudi? Bukankah mereka juga punya kapasitas untuk membuktikan diri

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Sebenarnya Indonesia dalam urusan ini bisa dikatakan selangkah di depan Arab Saudi. Semenjak tagline "Habis Gelap Terbitlah Terang" dari RA Kartini populer di masyarakat, Indonesia secara bertahap juga mulai mengakui kehebatan dan sumbangsih besar perempuan terhadap negara.

Raden Ayu Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia. | Sumber gambar: Kompas.com
Raden Ayu Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia. | Sumber gambar: Kompas.com
Terbukti, semakin ke sini, Indonesia banyak menunjukkan sosok-sosok perempuan hebat yang tak hanya mampu langsung berada di kursi pemerintahan, namun juga di bidang-bidang lainnya.

Bahkan, patut diingat bahwa tagline "TENGGELAMKAN" terdengar sangat powerfull meskipun diteriakkan oleh perempuan.

Artinya, perempuan juga punya kekuatan, punya kelebihan, dan tentunya perempuan juga punya kehormatan. Mereka sudah tidak lagi hanya berbicara soal kesempatan, melainkan keharusan.

Susi Pudjiastuti dikenal tegas dalam mengatasi penyelundupan kapal-kapal ilegal asing yang mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia. | Sumber gambar: iNews.id/ANTARA
Susi Pudjiastuti dikenal tegas dalam mengatasi penyelundupan kapal-kapal ilegal asing yang mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia. | Sumber gambar: iNews.id/ANTARA
Perempuan harus bisa berkontribusi nyata. Itulah yang kemudian diharapkan dapat terus terjaga dan semakin baik. Artinya, Indonesia tidak boleh lagi ada diskriminasi terhadap jenis kelamin dan gender.

Karena, kita adalah manusia. Semua punya kapasitas, punya peluang, dan punya hak untuk membuktikan diri dapat berperan untuk negara.

Semoga, dengan melihat fenomena yang ada di Arab Saudi, kita bisa belajar untuk melangkah lebih baik (visioner), lebih terbuka (kompetitif), karena kita sudah harus semakin dewasa (bijak dalam mengelola sistem).

Namun, kita tidak boleh melakukannya secara tergesa-gesa. Bertahap. Seperti yang Arab Saudi lakukan dalam memberikan kebebasan kepada perempuan untuk berekspresi.

Jadi, tetaplah tersenyum dan bahagia, perempuan!

Malang, 11 Januari 2020
Deddy Husein S.

Berita terkait:
Kompas.com 1, Panditfootball.com, Kompas.com 2, Bolasport.com, Tirto.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun