Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bumi Juga untuk Tembakau, Rokok, dan Perokok

11 Januari 2020   08:15 Diperbarui: 11 Januari 2020   13:56 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda larangan merokok di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. | Sumber gambar: Hai.grid.id

Dalam beberapa hari ini, publik digegerkan kembali dengan kabar viral yang kali ini tentang pelarangan merokok bagi perempuan atau mahasiswi di kawasan perkampusan. Unik. Karena selain terkesan seksis, pelarangan itu juga terkesan seperti perintah mutlak dari langit ke tanah tanpa boleh membentur genting, tower, ataupun dedaunan di pohon-pohon.

Artinya, perokok seperti pendosa yang harus dihukum dengan larangan yang tak bisa dibantah, atau setidaknya memiliki pilihan lain. Inilah yang sedikit menggelikan. Apakah memang sebegitukah rendahnya para perokok sampai harus ditekan sedemikian rupa?

Apakah angka kematian di Indonesia disebabkan hanya karena keberadaan asap rokok? IDNTimes.com (health data 2017)

Bagaimana dengan keberadaan asap kendaraan yang semakin membumbung tinggi bersama awan-awan yang kini sedang bermendung ria? Apakah mereka tak tercatat sebagai bagian dari "dosa"?

Larangan merokok lainnya yang lebih general (tidak seksis). | Sumber gambar: Detik.com
Larangan merokok lainnya yang lebih general (tidak seksis). | Sumber gambar: Detik.com
Sama halnya ketika perokok dewasa ini yang juga tak lagi hanya berkutat pada laki-laki, melainkan juga pada perempuan. Apakah kemudian, mereka juga akan dicap sebagai pesakitan? Apakah jika nanti anak dan keturunan mengalami (maaf) kecacatan ataupun mengidap kanker turunan juga akan dilimpahkan segala kesalahan itu hanya pada ibu yang merokok? Depkes.go.id (2011)

Belum lagi dengan "cap sosial" yang seringkali mengaitkan antara kebiasaan merokok dengan kenakalan. Biasanya para perokok disebut-sebut adalah orang nakal. Apalagi jika itu adalah perempuan. Pasti nakal!

Namun, apakah benar demikian?

Bagaimana jika mereka yang merokok bukan hanya karena "tuntutan" lingkungan, melainkan karena memang adanya rasa butuh terhadap rokok? Apakah kemudian mereka tetap dianggap nakal?

Jika kemudian melihat seorang dosen yang kita segani, ternyata merokok, apakah kemudian kita menganggap dosen itu nakal?

Penilaian ini seharusnya berjalan adil. Maka dari itu, penulis sejak mengetahui bahwa merokok bukan lagi hanya karena simbolisasi "keren" terhadap si perokok, memilih untuk menyebutkan bahwa merokok adalah simbol kebebasan.

Artinya, siapa saja berhak menentukan apakah dirinya akan menjadi perokok atau tidak terlepas dari apa jenis kelaminnya. Perempuan berhijab pun jika kemudian memiliki kebiasaan merokok, itu dianggap sebagai pilihannya. Sama seperti ketika dia memilih rajin membaca buku atau sibuk bermedia sosial setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun