Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ani Idrus, Srikandi Pena Lama yang Masih Terabadikan di Google

25 November 2019   08:50 Diperbarui: 25 November 2019   08:52 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doodle Google 25 November 2019, Ani Idrus. (Dokpri/tangkapan layar/Google)


Jika kita mengetahui nama NH. Dini dan Siti Rukiah sebagai di antara srikandi-srikandi pena lama Indonesia. Maka, kita juga tidak boleh meninggalkan nama Ani Idrus sebagai bagian dari itu. Memang, dirinya lebih dikenal sebagai wartawati dibandingkan penulis sastra seperti dua nama tersebut. Namun terbukti, namanya masih diperhitungkan hingga detik ini.

Baca juga: NH Dini dan Srikandi Aksara Indonesia. (Deddy Husein S./Kompasiana)

Tepat pada 25 November 2019 Google "merayakan" hari lahir Ani Idrus yang ke-101. Meninggal pada 9 Januari 1999, Ani dikenal sebagai pendiri Harian Waspada bersama suaminya, Mohamad Said tahun 1947. Begitu pula ketika di penghujung karirnya, beliau menjabat sebagai Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Harian Waspada dan Majalah Dunia Wanita di Medan.

Jika saat ini kita merasa heboh ketika melihat kabar staf khusus presiden diisi oleh generasi muda berusia 20-30 tahunan. Maka, kita perlu mengetahui berapa usia Ani untuk memulai hidupnya sebagai "pendayung" pena. Jika dirinya lahir pada tahun 1918, maka berapa usia Ani saat dirinya berhasil melahirkan karya yang dimuat di "Panji Pustaka" Jakarta pada 1930?

Benar, pada usia 12 tahun Ani sudah menekuni tulis-menulis hingga mampu bekerja di "Sinar Deli" Medan pada 1936. Artinya, di usia 18 tahun Ani sudah semakin mantap untuk menjejak dunia profesional yang lebih tinggi. Sampai pada akhirnya, pemilik zodiak Sagitarius itu menerbitkan tiga majalah secara berturut-turut; "Seruan Kita", "Harian Waspada", dan "Dunia Wanita".

Karirnya juga tidak hanya pada dunia pers, melainkan juga ke ranah politik. Itu terbukti dengan bergabungnya di organisasi "Indonesia Muda" (1934), dilanjut ke partai "Gerakan Rakyat Indonesia" di Medan (1937). Hingga menjadi bagian dari "Partai Nasional Indonesia" (1949).

Melihat rekam jejak yang secepat itu -31 tahun untuk dapat berada di puncak, kita harus mengakui bahwa pada masa lampau Indonesia juga mampu melahirkan generasi muda yang hebat dan cepat untuk berkreasi. Hasil kreasi mereka pun selalu mampu memberikan sumbangsih besar terhadap upaya memerdekakan negeri ini dari kolonial Belanda. Salah satunya dari Ani Idrus.

Inilah yang kemudian perlu diteladani oleh masyarakat di masa kini. Kita tidak perlu lagi menganggap bahwa generasi muda di masa kini belum pantas menjadi bagian dari punggung negara. Karena di masa lampau, para leluhur kita juga telah berjuang untuk negerinya jauh lebih cepat (baca: lebih dini) dari generasi muda masa kini.

Jadi, mari bangun bersama negeri ini tanpa perlu lagi memandang siapa yang pantas hanya berdasarkan usia (pengalaman). Karena di masa lalu, mindset itu tidak sepenuhnya berlaku. Terbukti, ada sosok seperti Ani Idrus yang mampu menunjukkan eksistensi generasi muda dan perempuan Indonesia di dunia pers dari usia belasan tahun.

Kehadirannya di masa itu dan penghormatan kepadanya di masa kini juga memberikan bukti terhadap sejarah emansipasi wanita di dunia literasi dan reportase yang benar-benar ada. Begitu pula pada sisi keberhasilan generasi muda menyeruak dalam upaya menumbuhkan negeri ini untuk hidup dan terbangun (baca: merdeka). Maka, bukan lagi kisah ajaib bagi kita saat ini yang mulai dibombardir oleh kisah-kisah sukses generasi muda di era milenial.

Baca juga: Putri Tanjung dkk, Cermin Kewajaran Milenial Menjadi Punggung Negara (Deddy Husein S./Kompasiana)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun