Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pamit Gimmick dan Strategi Marketing ala Masa Kini dari Tonight Show

1 November 2019   10:30 Diperbarui: 1 November 2019   22:00 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi opening bersama Dennis Adhiswara. (Kompas.com/Instagram Tonight Show NET)

Sebenarnya saya bingung untuk menyebutkan nama subjeknya. Karena di pikiran saya sempat terbersit tentang nama Netmediatama dan Tonight Show. Namun, karena yang mengeksekusi adalah Tonight Show, maka saya lebih memilih nama programnya dibandingkan NET TV (induknya). Toh, Tonight Show juga merupakan bagian dari NET TV, bukan?

Namun, di sini saya memang lebih mengapresiasi kinerja kru ataupun tim kreatif dari program Tonight Show. Alasan pertama adalah saya lebih sering menonton tayangan program tersebut dibandingkan acara lain di tv yang sama. Alasan kedua adalah saya cukup mengetahui bagaimana usaha Tonight Show untuk dapat menarik minat pemirsa, baik di tv langsung maupun di "tayangan ulang" di channel Youtube-nya.

Usaha itu juga berbanding lurus dengan apresiasi netizen yang bisa dikatakan positif terhadap segala konten yang dihadirkan. Bahkan, mereka tak segan untuk memberikan kritik dan saran untuk program tersebut. Uniknya, pihak Tonight Show melalui akun Youtube-nya juga terlihat responsif dengan segala tanggapan tersebut.

Artinya, dengan dua alasan itu ditambah bonus tentang tanggapan netizen di Youtube tersebut, saya anggap semua orang akan cukup setuju jika saya lebih condong menilai secara khusus kinerja Tonight Show dibandingkan harus mengapresiasi secara general kepada tim NET TV. Karena, dengan demikian saya tidak harus bersusah-payah membangun gimmick dalam menulis artikel ini. Hehe.

Saat pertama kali terjadi perubahan host utama di TNS. (Media.iyaa.com)
Saat pertama kali terjadi perubahan host utama di TNS. (Media.iyaa.com)
Bukti pertama yang dapat saya tunjukkan sebagai bagian dari kemahiran Tonight Show dalam strategi marketing adalah keberadaan Vincent dan Desta. Tentu tidak akan fair jika saya hanya menilai perkembangan Tonight Show hanya ketika Vincent-Desta sudah mapan menjadi host di Tonight Show. Maka dari itu, saya mencantumkan faktor bergabungnya duo eks Clubeighties ini ke TNS.

Keberadaan keduanya ternyata memang mampu membuat TNS semakin berkembang dan ramah untuk pemirsa tv, khususnya pada kalangan pemuda-pemudi, atau penonton umum yang memang memiliki selera tontonan santai namun tidak lebay.

Faktor chemistry di antara keduanya dan obrolan yang terdengar khas anak tongkrongan membuat TNS terlihat seperti lebih rileks dan mudah diikuti setiap hari (Senin-Jumat).

Di poin ini, saya mengakui keberanian tim produser TNS dalam mengambil keputusan untuk mengganti host utamanya. Bagi saya, hal itu bukanlah keputusan yang mudah. Karena host sebelumnya lebih memiliki "trade-mark" yang luar biasa dan cenderung stabil di papan atas. Berbeda dengan Vincent dan Desta yang ke sana-ke mari, baik sebagai individu maupun duo.

Begitu juga dalam hal pembauran antara Hesti dan "Vindes" (Vincent-Desta) yang tentunya perlu adaptasi, meski mereka sebelumnya juga satu tempat (di tv yang sama) walau beda program tayangan.

Terbukti, Hesti sempat mengakui hal tersebut -perlu adaptasi dengan Vindes- ketika berbincang dengan Natasha Rizky di channel Youtube istri Desta tersebut.

Ini videonya (awas durasi panjang):


Bukti kedua adalah TNS tidak pernah takut untuk mencari-cari formulasi tampilan yang menarik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tajuk Tonight Prime Time pada tahun 2017. Melalui nama yang berbeda, studio yang ditempati TNS pun juga berbeda. Sehingga secara visual, Vindes-Hesti dkk terlihat segar dan luas.

Situasi di Tonight Prime Time. (Twitter/Netmediatama)
Situasi di Tonight Prime Time. (Twitter/Netmediatama)
Perubahan itu juga sempat membuat program tersebut turut memiliki jam tayang yang berbeda. Namun, pada akhirnya mereka kembali beraksi pada pukul 21.00 WIB dan konsisten sampai saat ini untuk menjadi acara talkshow kedua setelah Ini Talk Show.

Bukti ketiga adalah TNS tidak takut untuk menambah host. Meski perpaduan Vindes-Hesti sudah bisa dikatakan mendarah-daging. Namun pihak TNS sepertinya menyadari ada suatu hal yang perlu dilakukan untuk pemirsanya. Yaitu, memiliki sosok muda untuk "menemani" para pemirsanya yang memang rata-rata berusia 20-an tahun.

Pilihan pertama memang bisa dikatakan kurang "click" dengan ketiga host senior tersebut. Namun, akhirnya muncul sosok yang dicari-cari, yaitu Enzy Storia. Kehadiran Enzy yang tidak jaim, membuat aksi-aksi Vindes tidak terlihat asyik sendiri.

Keberadaan Enzy yang kemudian menjadi co-host tetap bersama Hesti itu membuat pemirsa TNS semakin banyak, khususnya kaum Adam. Tidak dipungkiri bahwa wajah kebulean khas pemain sinetron/ftv memang sangat mudah menarik minat pemirsa, dan itu berhasil dilakukan oleh tim TNS.

Terbukti, jumlah penonton di Youtube TNS semakin banyak dan mereka juga sering menyatakan kekaguman terhadap Enzy yang dapat menjadi "adik" bagi Vindes-Hesti dan tentunya selalu dinantikan pula nada tawa khasnya di setiap episode.

Bukti keempat adalah challenge. Meski ini sudah ada sejak Vindes menjadi host, khususnya ketika mereka memiliki program Tonight Prime Time, keberadaan challenge semakin ke sini semakin bermanfaat untuk menambah keseruan dan mengundang apresiasi tinggi dari penonton (di studio) dan pemirsa tv/Youtube.

Aksi kocak Vindes pun semakin menggelora ketika acara ini berada di segment Tonight's Challenge.

Game di TNS:


Maka dari itu, saya berpikir jika keberadaan challenge adalah bagian dari strategi tim kreatif untuk membuat acara ini tidak membosankan serta mem-blow up kemampuan entertaining Vindes secara maksimal. Saya tidak berani membayangkan, bagaimana kesulitannya Vincent mencari bahan untuk gimmick jika TNS tidak memiliki challenge/game.

Bukti kelima adalah keberadaan sponsor di dalam segment. Jika biasanya kita disuguhkan dengan banyak iklan pada jeda di setiap program tv. Maka di TNS kita tetap disuguhkan dengan jeda pariwara yang tidak lama dan hanya di kisaran 4-6 kali jeda. Ini artinya jumlah iklan di TNS tidak banyak, walau tak dipungkiri bahwa iklannya kebanyakan adalah brand besar.

Segment iklan bersama guest:


Meski demikian, kita perlu menyadari bahwa dengan iklan yang tak banyak dan guest star yang harus fresh setiap hari, tentu sangat diperlukan sokongan finansial yang tak sedikit. Itulah mengapa pihak TNS kemudian berani melakukan terobosan penting dengan penyisipan sponsor di segment.

Parodi iklan di Tonight dalam Berita:


Sebenarnya pola ini sudah tersimulasikan dengan keberadaan segment Tonight dalam Berita. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya jeda iklan yang berkonsep parodi. Melalui pengalaman itu, maka TNS tidak kesulitan untuk mengajak Vindes-Henzy untuk benar-benar "berjualan" di segments tertentu.

Cara itu juga membuat TNS semakin ampuh menggaet sponsor-sponsor besar ataupun menaikkan nominal kerja sama dengan satu brand. Karena, dengan masuknya sebuah brand di segment TNS, maka nilai kerjasamanya bisa diprediksi meningkat dari biasanya yang hanya nongol di jeda iklan.

Segment content dari Tonight Show setiap hari Kamis. (Twitter/TonightShow_Net)
Segment content dari Tonight Show setiap hari Kamis. (Twitter/TonightShow_Net)
Bukti keenam adalah keberanian TNS membongkar-pasang segment content. Seperti adanya Kamis Misteri (KaMis) dan Tonight's Clinic.

Kedua konten segmen tersebut bisa dikatakan hype di kalangan pemirsa. Karena, masyarakat Indonesia masih suka menonton konten horor. Terbukti, kisah "KKN di Desa Penari" dapat viral. Masyarakat Indonesia juga sedang butuh pengetahuan di bidang sex education.

Meski tak dipungkiri bahwa segment Tonight's Clinic dengan dr. Boyke dapat menimbulkan kehebohan. Namun, di sana kita bisa menangkap keinginan pihak TNS untuk mengajak pemirsa untuk mulai berani berbicara tentang sex namun dengan pembawaan santai dan tepat.

Dewasa ini, kita bisa dikatakan sedang berada di masa-masa galau. Karena, tahun sudah akan menyentuh angka 2020, namun pembicaraan seks masih dianggap berbahaya dan kemudian justru sering dikaitkan dengan pengaruh tindakan kriminal yang berbau seks (sex crime).

Pernyataan dr. Boyke dapat disaksikan di sini:


Dari sinilah, TNS terlihat mencoba mendongkrak masyarakat untuk lebih cerdas, khususnya dalam ranah seks. Agar kita tidak lugu-lugu amat seperti yang pernah disampaikan oleh dr. Boyke pada suatu segment.

Bagi saya, pemilihan dokter untuk bidang seksologi di sini juga tepat. Karena, menghadirkan figur yang sudah dikenal masyarakat sebagai ahli di bidang seksologi.

Update Instagram TNS yang dijadikan kabar oleh Viva. (Dokpri/Screenshot/Viva/Instagram TNS NET)
Update Instagram TNS yang dijadikan kabar oleh Viva. (Dokpri/Screenshot/Viva/Instagram TNS NET)
Bukti ketujuh adalah yang saat ini sedang hangat diperdebatkan oleh netizen pecinta TNS. Akibat unggahan via medsos dari pihak TNS yang berisi kata "pamit".

Melalui unggahan itulah, netizen berkecamuk. Di satu sisi, ada yang mempercayai keputusan pamitnya TNS walau dengan ketidakrelaan. Di satu sisi, ada yang tidak memercayai namun juga masih perlu menunggu kepastian dari pihak TNS.

Lalu, bagaimana dengan saya?

Sejak pertama melihat kabar itu, yaitu di Twitter (dengan unggahan serupa di IG). Saya berpikir jika ini hanya gimmick. Karena, saya ingat konsep ini pernah dilakukan oleh salah seorang youtuber kondang Indonesia yang kemudian dicecar kanan-kiri dan diparodikan pula oleh banyak orang. Di situ saya berpikir bahwa TNS juga melakukan hal yang sama, yaitu konsep pamit gimmick.

Tentu ada alasannya saya menyatakan hal demikian. Pertama, karena TNS tayang setiap Senin-Jumat. Jika memang ingin berpisah atau ingin menyebut last episode, maka letaknya bukan di hari Kamis (31/10), melainkan di hari Jumat (1/11).

Bagi saya, berpamitan dengan masih memiliki sisa waktu tanggungan itu terasa janggal kecuali ada pengkhususan. Misalnya, dengan membuat "the real last episode" dengan konsep konser perpisahan.

Hal ini bisa saja benar terjadi, karena ada kabar TNS akan "berduet" dengan Slank pada 1 November 2019 (hari ini). Namun jika itu merupakan bagian dari konsep kepamitan TNS, maka perpisahan TNS bisa saja benar-benar terjadi. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah akan diisi acara apa di jam tayang milik TNS pada setiap Senin-Jumat itu?

Ketiadaan sosialisasi program baru di jam tayang milik TNS jelas membuat isu TNS tutup lapak dapat diperdebatkan, dan ini menjadi alasan kedua saya untuk menyangsikan TNS pamit. Meski, tidak menutup kemungkinan bahwa program baru itu sengaja disimpan dan kemudian baru diluncurkan pada Sabtu-Minggu (2-3/11) nanti. Namun, benarkah hal itu akan terjadi?

Klarifikasi dari TNS. (Dokpri/Screenshot/Twitter Tonight Show Net)
Klarifikasi dari TNS. (Dokpri/Screenshot/Twitter Tonight Show Net)
Tentu jawabannya adalah tidak. Karena, beberapa saat setelah TNS tayang, muncul klarifikasi bahwa mereka sebenarnya pamit dari studio lama. Kepindahan studio ini sebenarnya juga saya pikirkan. Karena, siapa tahu TNS akan mengikuti jejak ITS yang sudah "pindah rumah".

Tentu kita sudah tahu, bahwa studio TNS dengan ITS (sepertinya) tidak beda jauh lokasinya. Sehingga, ketika ITS berpindah studio, maka TNS bisa saja juga ikut pindah. Tujuannya apa?

Supaya kemudahan mobilisasi antara host TNS dan ITS tetap terjaga. Hal ini dapat dibuktikan dengan pernahnya TNS "keblusukan" Joker yang diperankan Andre Taulany. 

Uniknya, kostum itu sebelumnya juga digunakan saat syuting ITS di jam sebelumnya. Maka, perkiraan saya (dengan bukti itu) adalah TNS akan pindah studio dan itu akan dibuka dengan konser bersama Slank.

Aksi penyusupan "Joker":


Melihat fakta yang sedemikian rupa, maka TNS benar-benar memiliki konsep strategi marketing yang menarik. Hal ini menyerupai apa yang telah dilakukan oleh NET TV dalam beberapa waktu terakhir, seperti menggalakkan aksi menonton langsung tayangan televisi di televisi (bukan hanya di Youtube).

Beberapa komentar netizen di unggahan Twitter TNS. (Dokpri/Screenshot/Twitter)
Beberapa komentar netizen di unggahan Twitter TNS. (Dokpri/Screenshot/Twitter)
Melalui cara pamit gimmick ini pula, seketika TNS episode 31 Oktober 2019 dapat dipastikan melonjak angka pemirsanya di televisi. Karena, mereka tentu penasaran dengan tajuk "Apa yang terjadi di Tonight Show malam ini?"

Bagi saya, apa yang saat ini dilakukan oleh Tonight Show adalah bagian dari strategi marketing yang matang dan tentunya memberikan simbol eksistensi terhadap pemirsa setianya bahwa TNS masih akan langgeng di NET TV. Tentunya, ini menjadi kabar bagus bagi pecinta TNS.

Melalui berbagai cara (strategi marketing) tersebut, kita mungkin juga perlu belajar tentang upaya untuk tetap dapat bertahan dalam kehidupan yang dinamis ini. Artinya, siapa yang ingin tetap bertahan di permukaan, maka harus siap pula untuk selalu dijejali dengan berbagai kreasi dan inovasi baru secara bertahap nan pasti.

Segala hal perlu dicoba demi eksistensi dan kebaikan.  Hal ini tentu tidak hanya dilakukan oleh skala kelompok sebesar tim program Tonight Show, tetapi juga kita secara individu. Biasanya, kita juga akan selalu dituntut untuk terus melangkah maju, meski tak menutup kemungkinan juga apabila kita harus rela dianggap pergi dari tempat awal kita berpijak.

Jaya selalu Tonight Show! Dinantikan gimmick-gimmick selanjutnya! Hehe.

Malang, 1-11-2019
Deddy Husein S.

Pamit gimmick juga masuk berita:
Kompas.com dan Viva.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun