Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Apa Penyebab The Daddies Kembali Kalah dari The Minions?

21 Oktober 2019   09:10 Diperbarui: 21 Oktober 2019   09:24 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus/Kevin beraksi di semifinal Denmark Open 2019. (Kompas.com)

Memang tidak sangat sering, namun dalam beberapa turnamen terakhir ini, kedua pasangan ganda putra milik Indonesia itu selalu berhasil bertemu. Bahkan, mereka juga dapat bentrok di partai puncak. Salah satunya adalah di Denmark Open 2019.

Di partai puncak tersebut, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kembali berhasil mengandaskan perlawanan seniornya dengan straight game alias dua game langsung. 

Di game pertama, The Minions mengalahkan The Daddies dengan skor 21-14. Sedangkan di game kedua, performa Ahsan/Hendra mulai menurun sehingga mereka gagal menjaga asa untuk bermain di rubber game. Sang jawara dunia pun akhirnya takluk 21-13.

Pertemuan itu sebenarnya merupakan laga puncak kelima The Daddies yang harus bentrok dengan The Minions. Namun, sang senior kembali gagal menaklukkan juniornya. Entah apa yang membuat The Daddies harus legawa dengan hasil runner-up tersebut, yang pasti ada kemungkinan bahwa ini berkaitan erat dengan faktor kebugaran.

Walau soal level teknik, Ahsan/Hendra tidak kalah, namun soal speed and moving, Ahsan/Hendra cukup kesulitan untuk mengimbangi permainan Marcus/Kevin yang identik dengan kerja kerasnya dan upaya untuk bermain dinamis. Hal ini dapat terlihat dari pola permainan Marcus/Gideon yang selalu berupaya anti-thesis dengan lawan.

Ketika lawan lebih cepat, maka mereka berupaya melambat dan ketika lawan mulai turun temponya, maka mereka akan segera menaikkan kecepatan dengan quick response. Inilah yang sepertinya sulit untuk diimbangi oleh Ahsan/Hendra yang biasanya mengandalkan teknik dan pengalaman.

Duet Ahsan/Hendra memiliki peluang juara jika mereka bertemu dengan lawan yang hanya mengandalkan speed saja. Namun, dengan menghadapi Marcus/Kevin, mereka harus menghadapi speed managing dan itu tidak dilawan dengan mencoba menaikkan tempo. Karena, jika melihat sisi kelemahan Marcus/Kevin, mereka biasanya akan kalah dengan lawan yang sangat cepat dan juga lawan yang menduplikat pola permainan mereka.

Melalui dua cara itu, Marcus atau Kevin biasanya akan bermain tergesa-gesa dan itu dapat dimanfaatkan oleh lawan dengan menaik-turunkan kecepatan. Inilah yang kurang terlihat di laga puncak di Denmark ini.

The Daddies terlihat seperti lebih pasrah dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya, yang mana mereka dapat memberikan perlawanan meski sedang tidak bugar. Sedangkan di laga ini, Ahsan dan Hendra terlihat bugar, namun mereka justru kurang agresif. Kalaupun mencoba agresif, keduanya terlihat seperti hanya ingin menggebrak saja, tidak dilanjutkan dan dipertahankan pola tersebut.

Sepertinya, penyebab inilah yang membuat The Daddies harus puas menjadi runner-up di berbagai turnamen tahun ini. Meski demikian, pastinya ada harapan untuk mereka dapat menjadi juara termasuk mampu mengalahkan The Minions di final selanjutnya. Mampukah The Daddies?

Malang, 20-10-2019
Deddy Husein S.

Baca juga: The Minions Kalahkan The Daddies di Final Denmark Open 2019 (Kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun