Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Barcelona Kembali Juara La Liga karena Valverde atau Messi?

28 April 2019   11:27 Diperbarui: 30 April 2019   06:28 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen foto bersama FC Barcelona, pasca juara La Liga musim 2018/19. (Twitter.com/andresiniesta8)

Begitulah pertanyaan yang terlintas di benak penikmat bola amatiran seperti penulis. Karena, sepakbola di zaman sekarang terlihat semakin variatif. Ada yang bagus sekali karena pelatih (strateginya) dan pemain-pemain berkualitasnya. Ada pula yang pelatihnya biasa saja, namun ada pemain-pemain berkualitas, maka, penampilannya juga masih dapat dibilang bagus. Ada satu lagi yang tidak boleh terlewatkan adalah pelatihnya bagus (sarat pengalaman), namun pemain-pemainnya biasa saja. 

Akhirnya, performanya juga akan bergantung pada taktik dari pelatihnya. Toh, pelatih juga bukan Tuhan. Sehingga, mood terkadang bisa mempengaruhi naik-turun performa tim. Namun, dengan adanya pelatih bagus, maka permainan tim yang biasa saja itu bisa menjadi bagus. Ambil contoh Leicester City---mantan jawara Premier League dengan Claudio Ranieri.

Ilustrasi juara La Liga 2018/19 untuk Barcelona. (Twitter.com/FCBarcelona)
Ilustrasi juara La Liga 2018/19 untuk Barcelona. (Twitter.com/FCBarcelona)
Lalu, bagaimana dengan Barcelona?Jika melihat situasi yang terjadi di La Liga musim ini, Barcelona harus dapat mengakui bahwa gelar juaranya lebih mudah daripada musim lalu. Mengapa?

Pertama, struktur tim (dari pelatih dan pemain) tidak ada perubahan signifikan. Pelatih (entrenador) Ernesto Valverde yang bekerja sejak musim lalu, masih mampu menjaga ritme permainan anak asuhnya dan membuat Barcelona masih cukup stabil di kompetisi domestik. Begitu pula pada komposisi pemainnya. Tidak ada 'kehilangan' yang signifikan. 

Memang, Barcelona kehilangan sosok orkestra permainan di lini tengah pasca Andres Iniesta hengkang. Namun, mereka masih bisa menjalankan taktik 'ala Barcelona' dengan adanya pemain baru yang berkualitas seperti Arthur dan juga masih adanya Ivan Rakitic. Satu hal yang perlu diingatkan (meski semua orang tahu), yaitu masih ada Lionel Messi di Barcelona.

Tidak bisa dipungkiri bahwa masih adanya Lionel Messi, akan membuat permainan Barcelona masih belum seratus persen luntur. Inilah yang kemudian menjadi faktor kedua. Yaitu, bertahannya Messi. Bertahannya Messi di Camp Nou, maka permainan dari kaki ke kaki masih ada di sana dan semakin teraplikasi lebih baik ketika ada Messi di lapangan.

Faktor ketiga adalah performa rival yang tidak stabil. Real Madrid di musim ini seperti kehilangan daya juang untuk bermain tetap bagus di setiap laga. Hal ini bisa terjadi karena adanya pergantian struktur tim. Zinedine Zidane (sempat) hengkang dan Cristiano Ronaldo merapat ke Juventus.

Kepergian Ronaldo, rupanya tidak bisa ditambal oleh tim manajemen dengan mendatangkan pemain bagus atau yang potensial dapat menutupi celah yang ditinggalkan CR7. Begitu pula pada performa pemain lamanya yang tidak stabil. Praktis, Real Madrid tidak bisa berbicara banyak. Jika melihat statistik gol, maka, pemain yang paling berkontribusi untuk Los Blancos hanyalah Karim Benzema.

Pemain asal Prancis ini sempat moncer di awal musim namun menurun di pertengahan musim, dan ini yang kemudian membuat performa Madrid juga kacau. Namun, ketika Benzema kembali mampu mencetak gol, hasil laga yang dijalani Madrid juga membaik. Ditambah lagi dengan kembalinya Zidane ke kursi pelatihan setelah El Real mendepak Julen Lopetegui dan Santiago Solari yang sebelumnya secara bergilir menggantikan peran Zizou di musim lalu.

Kekrisisan ini tentunya membuat Real Madrid tidak mampu menandingi konsistensi Barcelona. Siapa yang bisa menahan Barcelona dengan kualitas permainan tim yang tidak konsisten?

Hal ini juga yang terjadi pada Atletico Madrid, apalagi tim lainnya---seperti Sevilla, Valencia, dan lain-lain. Mereka tidak mampu terus berada di top level setiap pekan. Sehingga menyulitkan langkah mereka untuk dapat mendulang banyak poin dan menghambat langkah Barcelona untuk meraih gelar ke-26 di La Liga. Barcelona superior di musim ini!

Dari ketiga faktor inilah, Barcelona mampu menjaga dominasi mereka di La Liga dalam 5 tahun terakhir. Hanya Real Madrid (2017) yang mampu 'melubangi' torehan Barcelona dalam 5 musim terakhir.

Data sejarah peraih gelar juara La Liga sejak 1991. (Twitter.com/FCBarcelona)
Data sejarah peraih gelar juara La Liga sejak 1991. (Twitter.com/FCBarcelona)
Lalu, apa faktor terkuat dari juaranya Barcelona di musim ini? Apakah karena taktik Ernesto Valverde selaku pengganti Luis Enrique? Atau karena Lionel Messi masih ada di skuad El Barca?

Jika merunut pada taktik, Valverde memang mulai dikenal potensinya ketika melatih Athletic Bilbao. Namun, dengan Bilbao, Valverde lebih pragmatis dibandingkan 'filosofi Barcelona'. 

Satu-satunya kesamaan Valverde adalah tempo permainan yang disukainya adalah tempo cepat. Aliran bola harus segera berpindah dari satu kaki ke kaki lainnya. Tidak ada delay, maupun aksi individu yang berlebihan. Maklum, Bilbao saat itu tidak banyak diperkuat oleh pemain potensial dibandingkan musim ini---ada beberapa pemain yang skill-full.

Dari situ, kemudian fokus publik akan mengarah ke La Pulga. Banyak asumsi yang menyatakan bahwa Messi selalu berbuat banyak untuk Barcelona. Secara statistik pun Messi sangat terlihat membantu performa tim di musim ini. Pemain Argentina itu telah mencetak 34 gol dan 13 assist! Hanya Luis Suarez dan Karim Benzema yang mampu mencetak lebih dari 20 gol (21 gol/28 April).

Namun, Benzema diprediksi dapat menyalip torehan Suarez, karena Real Madrid baru akan bermain untuk pekan 35 di hari ini (28/4). Walau demikian, torehannya akan tetap sulit untuk mengejar pundi-pundi gol Messi. Karena musim La Liga 2018/19 hanya tersisa 3 pekan lagi (4 pertandingan dengan pekan ini). Artinya, performa Messi sangat terlihat berbeda ketika La Liga tidak ada pemain lain yang menyerupai performanya.

Bahkan, Messi di musim ini sebenarnya tergolong tidak selalu tampil untuk Barcelona---dirotasi untuk kebugaran di Liga Champions. Artinya, ada faktor perbedaan Barcelona dengan tim lainnya di musim ini. Salah satunya adalah Lionel Messi.

Selain itu, dengan adanya Valverde yang musim lalu juga mengantarkan Barcelona juara, maka, Valverde juga masih bisa berbuat banyak untuk para pemainnya. Namun, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana Barcelona nanti ketika Messi juga mengikuti jejak Xavi dan Iniesta---hengkang dari Camp Nou?

Apakah Barcelona tetap dominan di La Liga?

Malang, 28 April 2019
Deddy Husein S.

Tambahan:
Beberapa sumber berita ada di sini, ini, dan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun