Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalah Lagi, Arsenal Dilanda Pesimisme

25 April 2019   17:21 Diperbarui: 25 April 2019   17:32 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lacazette, Koscielny, dan Sokratis di laga dini hari tadi (25/4). (Bola.net)

Target awal Unai Emery di musim awalnya bersama Arsenal tidak jauh-jauh dari 4 besar dan 6 besar. Hal ini bahkan disampaikan Emery saat masih di pertengahan awal musim. Emery menyatakan bahwa finish 4 besar itu sulit. Hal ini bisa dimengerti, karena persaingan antar klub dan peta kekuatan di Liga Inggris cukup merata dibandingkan di liga lainnya.

Unai Emery yang berangkat ke Premier League dari Ligue 1 dan La Liga, tentu tidak terlalu mendapatkan bentuk persaingan yang seperti di Inggris. Atmosfer yang berbeda dan gaya main yang berbeda, maka, Emery datang untuk beradaptasi dan bereksperimen. Karena, Emery datang untuk 'menjaga' dan mengelola skuad warisan dari manajer sebelumnya, Arsene Wenger. Sehingga, kehadiran Emery tidak terlihat langsung mampu memberikan warna yang berbeda.

Hal ini bisa dilihat jika permainan Arsenal masih mengandalkan permainan dari kaki ke kaki dan sedikit lambat (tidak selambat saat dilatih Arsene Wenger). Di awal musim memang permainan Arsenal sangat cepat---transisinya---namun ketika Arsenal menghadapi lawan yang sama cepatnya seperti Manchester City, maka Arsenal juga mudah kebobolan dalam skema serangan balik. Uniknya, Arsenal juga melakukan hal serupa dalam membangun serangan dan mencetak gol.

Namun, ketika Arsenal menghadapi tim yang lebih dahulu menggunakan taktik pragmatis, Arsenal mau tidak mau harus menggunakan taktik ball possession. Apalagi jika tim tersebut memang tidak berniat sama sekali untuk menguasai bola. Salah satunya adalah Wolverhampton.

Seperti yang terlihat di laga terbaru Arsenal saat melawan Wolverhampton dini hari tadi (25/4). Arsenal kesulitan membongkar pertahanan rapat Wolves dan kesulitan pula menghadapi serangan balik cepat dari si tuan rumah. Akibatnya, pelanggaran sering terjadi dan peluang untuk kebobolan bisa terjadi. Tiga gol Wolves tercipta melalui skema permainan yang pragmatis nan akurat seperti itu.

Pelanggaran yang tidak bisa dihindari oleh pemain Arsenal ketika menghadapi pergerakan dinamis yang cepat dari pemain depan Wolves, membuat gol pertama tercipta. Begitu pula dalam hal duel udara. Melalui skema sepak pojok yang bagus, Wolves sukses memperdaya Arsenal lagi (2-0).

Kesuraman Arsenal semakin terlihat ketika menjelang turun minum, serangan cepat Wolves sukses menghasilkan gol ketiga. Inilah yang sebenarnya sangat ditakutkan bagi publik Arsenal ketika menghadapi skema serangan balik dari lawan. Hampir dapat dipastikan gawang Arsenal akan kebobolan. Organisasi pertahanan kurang baik adalah penilaian yang tepat di laga ini, alih-alih menyalahkan satu pemain saja---seperti di laga sebelumnya.

Arsenal hanya mampu memperkecil ketertinggalan dengan mencetak satu gol di babak kedua dan membuat skor akhir adalah 3-1. Itupun melalui skema bola mati. Artinya, Arsenal mengalami kebuntuan dalam permainan terbuka di laga ini.

Hasil ini jika ditambah dengan skor pada pertandingan sebelumnya (2-3) saat menjamu Crystal Palace, maka Arsenal telah kebobolan 6 gol dalam dua pertandingan. Ironis. Namun, itulah yang sebenarnya terjadi sejak awal musim. Arsenal terlalu rapuh di pertahanan*. Mereka hanya bisa terlihat bagus ketika mampu mencetak banyak gol---misi menaikan kualitas penyerangan sudah tercapai di musim ini. Sedangkan pekerjaan rumah terberatnya sampai saat ini adalah membuat pertahanan mereka tangguh. Karena, tim manapun tidak akan mampu kompetitif jika tidak komplit---pertahanan dan penyerangan sama baiknya.

Dari sini, kemudian muncul pesimistis terhadap hasil akhir Arsenal di liga musim ini. Yaitu, mengecilnya peluang Arsenal untuk duduk di 4 besar akhir musim Premier League. Karena, faktor utama jelas adalah bagaimana mereka bisa memenangkan semua pertandingan yang tersisa, sedangkan tim lain ada yang tergelincir. Salah satunya adalah Chelsea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun