Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudah Siapkah Ole di Posisi Mou di MU?

16 April 2019   20:15 Diperbarui: 17 April 2019   16:42 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ole Gunnar Solskjaer resmi melatih MU. (Skysports.com)

Pembuktian. Itulah yang akan dicari oleh setiap orang ketika melihat orang lain menerima atau mendapatkan tanggung jawab ataupun peran. Ini juga berlaku di dunia persepakbolaan. Salah satunya yang terjadi pada praktik pergantian pelatih.

Dewasa ini, melihat klub sepakbola bahkan timnas suatu negara melakukan pergantian pelatih, bukanlah hal yang asing. Bahkan, sudah mulai menjadi kebiasaan bagi klub untuk melakukan pergantian pelatih ketika klub sedang anjlok performanya maupun ketika masa kontrak tidak lagi dapat diperbarui (pelatih/klub tidak memiliki keinginan untuk memperpanjang kontrak).

Jika dulu, pergantian pelatih bisa dominan disebabkan karena masa kontrak habis dan kedua belah pihak tidak sepakat untuk memperpanjang kontrak. Namun, hal ini menjadi kian langka ketika tren saat ini adalah semua klub ingin segera juara. Bukan lagi untuk membangun pndasi kuat sebuah klub, agar dapat menjadi sebuah klub yang stabil.

Inilah faktor yang membuat fenomena pemecatan pelatih seringkali terjadi. Begitu pula pada sistem kontrak yang tak lagi dapat membuat kontrak jangka panjang terhadap pelatih. Adanya target cepat untuk juara, seringkali membuat klub cepat kecewa ketika performa klub tidak kunjung membaik---progresif. Hal ini membuat tekanan besar kepada pelatih dan kemudian juga menjadi tekanan kepada pemain ketika mereka juga sedang berada pada fase penurunan performa.

Sepakbola tidak bisa lepas dari kolektivitas. Ini adalah realitas yang mutlak. Meskipun kita bisa melihat pemain-pemain tertentu menjadi ikon (pemain bintang) di klubnya masing-masing. Namun, mereka juga pasti sangat membutuhkan kesamaan performa dengan pemain-pemain lainnya.

Uniknya, ketika pemain bintang itu menurun, performa klub juga menurun. Imbasnya, pelatih juga akan menerima 'distrust' ketika permasalahan ini tak kunjung teratasi. Di poin ini, performa pelatih tidak lagi hanya berpatok pada bagaimana kehebatan meramu taktik bermain bola, namun juga harus memiliki kemampuan untuk mengelola pemain-pemainnya---termasuk pemain bintangnya.

Begitu kompleks, dan inilah yang seharusnya menjadi perhatian dan pemahaman bagi para penikmat sepakbola dan juga pemilik klub ataupun petinggi federasi sepakbola untuk level timnas dalam memberikan beban kepada pelatih. Termasuk dalam memilih pelatih.

Kita ambil contoh pada kasus MU dan Jose Mourinho.
Siapa yang tidak mengetahui dan mengenal MU dan Jose Mourinho? Manchester United adalah klub Liga Primer Inggris yang sampai saat ini masih menjadi klub tersukses dengan 20 gelar juara Premier League. Begitu pula dengan torehan trofi di kancah Eropa. Sehingga, tidak mengherankan, jika MU memiliki ketenaran dan fanbase yang besar. Tidak hanya di Manchester dan Inggris, namun juga di Eropa dan dunia. Bahkan, di Indonesia fanbase-nya juga besar. Sebesar kehebatan Manchester United.

Namun, sayangnya kebesaran dan kehebatan MU mulai mengikis. Perlahan namun pasti, hal ini terjadi pasca pensiunnya Sir Alex Ferguson sebagai juru taktik di MU. Klub yang bermarkas di Old Trafford Stadium ini harus merelakan keputusan Sir Alex untuk berpisah secara profesional---karena sampai saat ini Sir Alex masih sering terlihat di tribun Old Trafford meski sudah pensiun.

Pasca kepergian manajer (sebutan di Inggris, bukan coach) asal Skotlandia ini kemudian digantikan oleh sesama pelatih asal Britania Raya, yaitu David Moyes. Pelatih yang dikenal identik dengan klub Everton ini merapat ke MU berdasarkan rekomendasi langsung Ferguson ke petinggi klub MU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun