Sebenarnya sudah banyak program televisi yang berbentuk traveling. Sebut saja Jejak Petualang dan Panji Sang Petualang misalnya. Namun, tayangan seperti itu biasanya tidak berada di jam tayang yang banyak penontonnya. Di era yang sudah sangat menuntut waktu produktif sampai jam 4 sore ataupun lebih, akan membuat tayangan adventure di televisi yang tayang sore hari akan kurang mendapatkan perhatian bagi pemirsa.
Banyak pekerja yang lebih longgar selepas pukul 18.00 WIB, sehingga, tayangan yang paling ditonton akan lebih ke talkshow (entertainment/politik), sinetron, dan ajang pencarian bakat. Namun, di TVRI kita dapat menjumpai acara traveling di malam hari. Uniknya, jadwal tayangnya ada di hari Sabtu---namun jadwal ini sepertinya fleksibel (menyesuaikan jadwal tayang Liga EFL). Walau begitu waktu seperti ini sangat tepat untuk menarik perhatian bagi pemirsa dewasa yang memang sedang menikmati keluangan waktunya.
Program televisi tersebut juga semakin tepat, karena bertajuk "Jelajah Kopi". Sesuai namanya, acara ini fokus mengajak kita berkunjung ke tempat-tempat yang sangat dekat dengan kehidupan 'ngopi'. Baik itu dengan datang ke daerah penghasil kopi/pertanian kopi, maupun ke warung kopi (warkop) atau cafe-cafe penyaji kopi yang menarik untuk dicicipi.
Bukan berita baru bahwa Indonesia disebut sebagai salah satu negara penghasil kopi terbaik di dunia. Sehingga, Indonesia memiliki banyak daerah yang dapat dieksplorasi tentang budidaya terhadap salah satu komoditas penting negara ini; KOPI. Sudah banyak daerah yang mampu menghasilkan brand tersendiri terhadap kopi khas dari masing-masing daerahnya. Termasuk daerah yang sudah memang dikenal produk kopinya yang memiliki cita rasa khas. Yaitu, Takengon Gayo.
Takengon Gayo adalah sebuah daerah yang berada di Aceh dan sudah dikenal publik nasional dan internasional sebagai daerah penghasil kopi. Sehingga, muncullah brand kopi bernama Kopi Gayo. Karena, memang kopi tersebut diproduksi dari Gayo dengan cita rasa yang bakal dapat dipastikan bahwa itu merupakan kopi Gayo.
Sebenarnya sama seperti Lampung, Kalimantan, Jawa ataupun Nusa Tenggara yang memiliki kopi khasnya. Gayo memiliki kopi khas dengan perjalanan sejarah dari keberhasilan mereka dalam peralihan fungsi lahan dari persawahan padi ke ladang kopi pada masa lalu. Perjudian sejak kakek-nenek moyang mereka yang kemudian berhasil diteruskan oleh generasi terbarunya yang kini semakin inovatif. Sehingga, membuat Gayo semakin kuat dalam memperkenalkan produk kopinya. Termasuk dengan semakin banyaknya cafe-cafe di Gayo yang 100% menyajikan hasil produksi lokal. Sehingga, semakin jelas bahwa Gayo benar-benar menjadikan kopi sebagai identitas kehidupan mereka.
Melihat tayangan dari Jelajah Kopi tersebut, kita juga semakin dekat dengan seluk-beluk kopi yang tak hanya menjangkau informasi dari kelas menengah-atas, namun juga menengah-bawah. Jelajah Kopi mampu menjadi jembatan informasi yang menarik seputar kopi yang sebenarnya hanya sekadar minuman penghilang dingin atau kejenuhan. Namun, bagi penikmat kopi, perlu juga untuk tahu bagaimana kopi tidak hanya sekadar dinikmati, namun juga dapat dijadikan sebagai bagian dari budaya dan identitas dari daerahnya masing-masing.
Selain itu, Jelajah Kopi yang dapat kita saksikan setiap pukul 20.00 WIB ini dipastikan akan menjadi sumber informasi yang bagus bagi penikmat kopi nusantara. Karena, dengan menonton Jelajah Kopi, kita memperoleh referensi terhadap kopi-kopi yang patut untuk dicicipi atau dicari di kota-kota tempat tinggal kita. Siapa tahu ada kopi dari daerah lain yang ternyata ada di kota kita, namun, kita tidak/belum mengetahuinya. Sehingga, melalui Jelajah Kopi ini, harapannya adalah pemirsa tidak lagi asing dengan produk kopi asli Indonesia.
Ngopi yuk!
Malang, 23 Februari 2019
Deddy Husein S.
