Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tetap Mendukung Timnas Garuda

18 November 2018   15:24 Diperbarui: 18 November 2018   16:11 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa pemain Indonesia pasca laga kontra Thailand (17/11). (Bola.com/Rizki Hidayat)

"Timnas Indonesia masih terus berupaya menggapai asa
dengan bongkar pasang skuad pemain dan pelatih"

JUARA, adalah target setiap orang, termasuk bagi orang-orang yang berkecimpung di dalam olahraga paling populer di jagad raya ini---sepakbola. Menjadi yang terbaik di setiap turnamen adalah hal yang harus dikejar oleh klub maupun tim nasional. 

Hal ini juga berlaku di gelaran turnamen dua tahunan se-ASEAN, Piala AFF. Sudah 12 kali kompetisi elit antar negara se-Asia Tenggara ini bergulir, dan di edisi ke-12 ini terdapat format yang menarik. 

Karena turnamen ini digelar tanpa ada sebuah atau dua negara yang terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara di fase penyisihan grup. Format home dan away, masing-masing dua kali kesempatannya dengan dua grup diisi dengan 5 tim peserta di masing-masing grupnya.

Tim nasional (timnas) Indonesia tentu kembali berkiprah di sini dan kembali pula pada target yang diinginkan sejak lama, khususnya sejak 2010 di mana Indonesia sedang memasuki masa baru sebagai sebuah timnas Asia Tenggara yang memiliki skuad yang semakin beragam. 

Tak hanya mengandalkan skuad pilihan terbaik dari putra bangsa Sabang sampai Merauke, namun juga memberikan peluang bagi pemain sepakbola asing dari negara lain (dengan proses naturalisasi) karena telah dianggap bertaji di kompetisi sepakbola Indonesia. 

Pemain-pemain tersebut juga tentu mempunyai kualitas yang sangat layak untuk membela panji Merah Putih. Sejak itu, timnas Indonesia mulai terbiasa memasang pemain-pemain naturalisasi, meski hal ini dilakukan karena opsi dan kebutuhan taktik dari setiap pelatih timnas Indonesia saat itu.

Di Piala AFF 2018, timnas Indonesia 'hanya' membawa dua pemain naturalisasi, yaitu Stefano Lilipaly dan Alberto Goncalves. Keduanya merupakan pemain yang bertipikal menyerang dan sangat fasih dalam urusan mencetak gol---suatu kebutuhan yang teramat vital di skuad timnas saat ini. 

Problem lini belakang yang sebelumnya mengharuskan skuad Garuda memanggil pemain naturalisasi seperti Victor Igbonefo, kini berhasil diisi oleh duet palang pintu 'murni' putra bangsa, yaitu Hansamu Yama dan Fachruddin. 

Duet bek tinggi ini seperti obat yang dicari-cari selama ini oleh setiap pelatih timnas termasuk pelatih-pelatih Indonesia di masa lalu. Maklum, dengan keberadaan bek-bek tinggi besar, pertahanan sebuah tim tidak akan gugup saat harus menerima skema serangan direct pass, long pass dan umpan lambung. Hal ini sepertinya sudah menjadi mission completed.

Termasuk regenerasi bek sayap atau yang populer disebut dengan full back. Timnas Indonesia seperti tak pernah kering oleh stok pemain di lini ini. Bahkan, Indonesia memiliki sangat banyak pemain berkualitas di posisi ini dan riwayat itu terjaga di skuad timnas Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun