Usai Gideon Mbilijora Diberhentikan: Umbu Lili Pekuwali Pimpin Golkar Sumba Timur

Melkiades Laka Lena sebagai ketua DPD I partai Golkar NTT membuka Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang dilaksanakan pada 29 April 2019 di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. 

Kegiatan ini dalam rangka menata kembali struktur partai yang sempat dijabat oleh PLT ketua DPD Partai Golkar Sumtim, Welhelmintje S. L. Sinlaeloe dan Plt. Sekretaris DPD Partai Golkar Frouke H. Bubu.

Musyawarah Luar Biasa juga dihadiri oleh tokoh kader partai Golkar Sumba Timur diantaranya Umbu Yadar, Ali Oemar Fadaq, dan juga politisi muda potensial Golkar Djunaidy Bin Garib itu juga menetapkan Ketua Harian dipercayakan pada Ali Oemar Fadaq (sumber; waingapu.com). 

Musdalub ini menghasilkan keputusan yang sudah jauh hari diprediksi oleh publik dimana Umbu Lili Pekuwali yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Sumba Timur secara aklamasi terpilih sebagai ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Sumba Timur untuk menggantikan Gideon Mbilijora yang sebelumnya diberhentikan oleh struktur partai Golkar.  

Kisruh yang sebelumnya terjadi di partai berlambang "pohon beringin" saat ini sepertinya sudah selesai, namun apakah benar badai telah berlalu atau sebaliknya ini baru awal dari semua intrik, konspirasi, manuver politik partai Golkar itu sendiri  untuk meraih simpati publik di pilkada mendatang? Kita lihat saja.

Rekam Jejak Politik Umbu Lili Pekuwali

Rekam jejak Umbu Lili Pekuwali yang saat ini sampai pada level ketua Partai Golkar tentu saja melalui berbagai proses politik yang panjang. 

Pada periode 2015-2020 Gideon Mbilijora berpasangan dengan Umbu Lili Pekuwali dipercayakan oleh rakyat untuk memimpin Sumba Timur lewat koalisi Golkar dan PDI Perjuangan. 

Umbu Lili Pekuwali diusung oleh partai PDI Perjuangan dimana koalisi Golkar dan PDI Perjuangan membawa mereka meraih kursi bupati dan wakil bupati, namun dalam perjalanan politik Umbu Lili Pekuwali Kemudian hengkang dari partai berlambang "banteng" dan berlabuh di partai Golkar sebagai salah satu pengurus harian Golkar Sumba Timur. 

Dari sini publik bisa menilai siapa yang konsisten dan tidak konsisten? Lagi-lagi ini butuh analis mendalam soal gerakan politik pasca menang dalam pilkada. 

*dfh