Mohon tunggu...
Decky Novandri
Decky Novandri Mohon Tunggu... Penulis - Belajar Menulis.

- Pria Sederhana, yang ingin belajar dan berkembang. - Master of Public Administration Alumni. National University, Jakarta Indonesia. - IDP_LP

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perayaan Tahun Baru Versus Varian Omicorn

26 Desember 2021   19:19 Diperbarui: 12 Januari 2022   08:49 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga menyaksikan pesta kembang api pada malam pergantian tahun baru 2016 di kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol (foto: kompas.com)

Gegap gempita perayaan pergantian tahun biasanya selalau diwarnai dengan letusan kembang api, suara terompet, dan lain sebagainya. semua kegiatan tersebut berdasarkan kebiasaan dari tahun ketahun sering terjadi, kegiatan tersebut sudah barang tentu dilakukan di tengah keramaian, dengan bermacam-macam watak, golongan darah, tingkat kekebalan imun, sampai dengan suhu tubuh manusia, berkumpul dan bertumpuk di satu titik menghitung mundur arah jarum jam hanya untuk menikmati perayaan tersebut. namun apa mau dikata, ibarat pepatah "malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih" 

Dikarenakan pergantian tahun 2021 dan 2022 bukanlah pergantian tahun yang dapat dirayakan seperti Tahun-tahun sebelumnya. mengingat sejak munculnya kasus Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) sebagai pandemi Global yang sangat ganas. 

Menjadi ancaman kebahagiaan dan keramaian perayaaan tahun baru. Wabah tersebut untuk pertama kalinya terdeteksi di Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.

Di Nusantara sendiri kasus penularan Virus Corona ini pernah mengalami penurunan kasus terkonfirmasi, namun jika dilihat dari data kuntitatif sejak kali pertama Virus Ganas tersebut terdeteksi di Negara Indonesia ini pada Tanggal 2 Maret 2020 hingga 26 Desember 2021 dengan kasus terkonfirmasi  yang berjumlah 4.261.667 kasus posistif.  

Jika sejak  Tanggal 2 Maret sampai dengan 2 Desember 2020 ada sebanyak 549.508 kasus terkonfirmasi, sedangkan 2 Desember 2020 hingga 2 Maret 2021 berjumlah  1.347.026 kasus terkonfirmasi, artinya ada Penambahan kasus sebesar 797.518 kasus terkonfirmasi. 

Penambahan kasus positif kembali terjadi, dari kontributor paling banyak sejak munculnya Varian Delta pada Bulan Juli, terhitung mulai Tanggal 2 Maret sampai dengan 2 Desember 2021 sebanyak 4.256.998 kasus terkonfirmasi, artinya ada penambahan kasus sebesar 2.909.927 kasus terkonfirmasi, angka yang sangat fantastis bukan. 

Sementara itu jika kita melihat dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kasus penularan COVID-19 dengan Varian Delta pada waktu 2-15 Juli 2021 mencapai angka 523.695 kasus, dan pada Tanggal 11 Juli 2021 Negara Indonesia tercatat sebagai Negara dengan kasus kematian tertinggi di Dunia mencapai 1.007 orang dalam sehari.

Tentu bukan hanya sekedar isapan jompol belaka atau sekedar berita burung, setelah Varian Delta yang sangat ganas pernah membuat Negara ini tertatih melangkah demi untuk meminimalisir sebaran virus tersebut. varian terbaru kini muncul lagi dengan regenerasinya yang lebih berbahaya dari sauadara sebelumnya, yaitu Varian Omicorn. 

World Health Organization (WHO) atau yang bisa disebut dengan organisasi kesehatan dunia telah menggambarkan Virus Corona dengan Varian B.1.1.528 atau yang disebut dengan Varian Omicorn,  pertama kali dilaporkan dari afrika selatan pada tanggal 24 nopember 2021. 

Hal ini bukan tidak mungkin akan kembali menjadi sebuah ancaman yang sangat mematikan bagi Nusantara ini, mengingat varian ini lebih berbahaya dari Varian Delta. 

Pada Tanggal 22 Desember 2021 Varian Omicorn telah diidentifikasi di 110 Negara di Enam Wilayah WHO. Kita semuanya tentu tidak menginginkan Varian terbaru ini manjadikan Negara kita kembali dihujani dengan air mata para keluarga korban. cucur keringat  petugas kesehatan, satuan gugus tugas penangan COVID-19, dan relawan-relawanya. 

Maka dari itu sangat diperlukan kolobarasi dari setiap stakholder kebijakan COVID-19, dan tak ketinggalan pula kesadaran dari setiap individu, Agar hal yang tidak kita inginkan tersebut dapat kita minimalisir, tentunya dengan kerja keras, kerja tuntas, kerja cerdas dari setiap populasi manusia di Negara Nusantara tercinta ini. jika bukan kita siapa lagi, jika tidak mulai dari sekarang kapan lagi. 

WHO sendiri lebih menyarankan langkah-langkah yang dapat diambil oleh individu untuk mengurangi resiko COVID-19 seperti mengenakan masker pas, meningkatkan ventilasi ruang dalam ruangan, menghindari ruang ramai, dan mendapatkan vaksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun