Mohon tunggu...
Deborah Ghea
Deborah Ghea Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penyerangan di Gereja Santa Lidwina Berkaitan Dengan Terorisme

14 Februari 2018   23:17 Diperbarui: 14 Februari 2018   23:38 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Yogyakarta, 11 Februari 2018 telah terjadi penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Bedong, Sleman, Yogyakarta.

Penyerangan yang terjadi di Gereja Santa Lidwina dilakukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Suliono. Suliono berasal dari daerah Banyuwangi. Suliono sebagai pelaku diketahui pernah mengikuti beberapa paham teroris di Sulawesi tengah, Poso, dan Megelang. Hal ini membuat Suliono memiliki cara berpikir yang berbeda dan membuatnya berani untuk melakukan penyerangan.

Adanya Pengaruh Radikal

Setelah ditelusuri oleh pihak yang berwajib, alasan Suliono melakukan penyerangan di Gereja Santa Lidwina adalah sebagai bentuk kekesalan akibat tidak terealisasikannya permintaan pembuatan paspor Suliono untuk ke Suriah oleh pihak imigrasi Yogyakarta karena alasan kelengakapan dokumen.

Oleh karena itu, Suliono melakukan penyerangan terhadap hal yang ada disekitarnya. Ditambah lagi dengan perikaraan awal bahwa Suliono telah menerima ilmu agama yang radikal atau menyimpang dari ajaran agama pada umumnya.

Jatuhnya Korban Jiwa

Pada saat melalukan penyerangan, Suliono masuk ke dalam Gereja dengan membawa sebuah senjata tajam. Tanpa ragu, Suliono melakukan penyerangan terhadap seoarang Romo yang saat itu sedang bertugas memimpin misa di Gereja Santa Lidwina.

Romo tersebut dikenal dengan sebutan Romo Prier. Romo Prier diketahui mendapatkan luka yang cukup serius dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk  mendapatkan operasi. Selain Romo Prier, ada korban lain yang juga mendapatkan serangan dari pelaku. Ada tiga umat dan salah satu polisi yang terluka.

Pada saat melakukan penyerangan, umat yang ada di Gereja diketahui buru-buru untuk keluar, tetapi tidak untuk Suliono. Suliono dikepung oleh umat dan warga sekitar di dalam gereja. Hal ini dilakukan agar Suliono tidak melarikan diri. Pada saat Suliono berada di dalam Gereja, dia tetap melakukan penyerangan lainnya. Penyerangan tersebut berupa pemenggalan kepala patung bunda Maria dan Tuhan Yesus. Akibat adanya aksi ini, Gereja Santa Lidwina mengalami kerusakan dibagian infrastruktur.

Pihak-Pihak yang Ikut Campur Tangan

Tidak tinggal diam, aparat kepolisian terjun langsung dalam aksi penyerangan ini. Baku tembak pun terjadi  di lokasi kejadian, karena pelaku mencoba melawan dan melarikan diri saat polisi ingin menangkapnya. Polisi melumpuhkan pelaku dengan menembak kedua kaki yang mengakibatkan pelaku tak dapat melawan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun